Memperbanyak Istighfar, Kunci Sukses Banyak Rizki
Cari Berita

Advertisement

Memperbanyak Istighfar, Kunci Sukses Banyak Rizki

Duta Islam #04
Jumat, 17 Mei 2019
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Penjelasan keutamaan istighfar (sumber: istimewa)
Ketika manusia ditanya apakah suka harta? Secara naluri kemanusian, ia akan menjawab semua manusia butuh harta benda untuk keberlangsungan hidup. Di dunia ini, tidak seorang pun yang tidak membutuhkan harta.

DutaIslam.Com - Allah SWT di dalam Surat al-Fajr ayat 20 menegaskan, bahwa karakter manusia yang suka saat pundi-pundi hartanya bertambah.

وَتُحِبُّونَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّا

Dan kalian mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan [QS. al-Fajr:20]

Ayat di atas secara jelas menggambarkan kecenderungan manusia yang cinta harta. Kecenderungan itu merupakan karakter dasar manusia. Yang membedakan di antara sesama manusia adalah kadar ketakwaan dan keimanannya.

Baca: Ini 3 Golongan Saat Bertanya, Tidak Perlu Ditanggapi

Ketakwaan dan keimanan yang melekat di dalam diri manusia sebagai pengendali agar ia tidak terlalu terjerumus ke dalam cinta harta dan dunia secara buta. Dengan kedua komponen takwa dan iman, manusia dapat memilah serta mengendalikan nafsu dunianya. Sehingga, dapat memperoleh harta dengan jalan yang benar.

Islam mengajarkan umat Islam untuk mencari rizki dengan cara halal. Di dalam Surat al-Baqarah, Allah SWT telah menegaskan jalan yang benar yang harus ditempuh umat Islam dalam mencari rizki. Yakni, jual beli atau bai' sebagai salah satu jalan mencari rizki secara halal.

Jual beli merupakan salah satu bentuk ikhtiar manusia untuk memenuhi kebutuhan materinya. Manusia ketika ingin berkecukupan kebutuhan materinya, maka ia perlu ikhtiar dan usaha keras.

Ikhtiar dzohir merupakan keharusan bagi manusia. Namu semua usaha itu tetap harus dibarengi dengan sikap kepasrahan kepada Tuhan yang maha kuasa. Karena, Dialah dzat pemberi rizki.

Baca: Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat 7, Pentingnya Kualitas Ibadah

Berdzikir merupakan salah satu jalan mengekpresikan ketundukan dan kepasrahan kepada Allah SWT. Di samping itu, dzikir juga ada yang berfaedah untuk menarik datangnya rizki.

Di dalam Surat Nuh: 10-12, Allah SWT telah menjelaskan bahwa istighfar adalah kunci ampuh untuk mengundang rizki. Allah dzat pemebri rizki di dalam surat tersebut mengingatkan kepada manusia agar tidak lalai beristighfar. Sebab, banyak orang hari ini melupakan atau tidak mengetahui bahwa istighfar adalah kunci penarik rizki.

.فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا. يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا. وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا

Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Rabb kalian, karena sesungguhnya Dia adalah Sang Maha Pengampun-!’ Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepada kalian dengan lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anak kalian, dan menyediakan untuk kalian kebun-kebun, serta mengadakan (pula di dalamnya) untuk kalian sungai-sungai. [QS. Nuh:10-12]

Generasi sahabat dan tabi'in telah memberikan teladan dalam mengaplikasikan ayat di atas. Dari generasi sahabat sebut saja Umar bin Khattab ra, beliau senantiasa memperbanyak istighfar.

Pada suatu waktu beliau ditanya oleh sahabat lain, kenapa Anda tidak pernah meminta hujan? Kemudian sahabat Umar menjawab:

طَلَبْتُ الْغَيْثَ بِمَجَادِيْحِ السَّمَاءِ الَّتِي يَسْتَنْزِلُ بِهَا الْقِطْرَ

"Aku telah meminta hujan menggunakan kunci-kunci pengendali langit, yang dengannya akan diturunkan hujan".

Baca: Pesan Rasulullah Menyambut Bulan Ramadhan

Setelah itu, sahabat Umar membacakan Surat Nuh ayat 10-12. Lalu menjelaskan kandungan ayat tersebut, yakni bahwa istighfar merupakan kunci pengendali langit (hujan).

Sedangkan dari kalangan tabi'in adalah Imam Hasan al-Bashri. Beliau ketika diminta nasihat oleh seseorang yang mengeluhkan adanya kemarau dan peceklik berkepanjangan, maka beliau menasehati orang tadi agar memperbanyak istighfar. Pun demikian, ketika diminta nasihat tentang kefakiran, beliau menjawab dengan jawaban yang sama.

Kemudian Imam Hasan al-Bashri ditanya, kenapa Engkau memberikan nasihat yang sama (istighfar), padahal permasalahnya berbeda? Imam Hasan pun menjawab: Tidak sedikitpun yang aku katakan itu yang bersumber dari diriku, sesungguhnya Allah berfirman di dalam surat Nuh (ayat 10-12).

Kisah-kisah di atas menggambarkan begitu dahsyatnya keuamaan istighfar. Pengaruhnya di dalam kehidupan manusia sangat besar. Semoga umat Islam senantiasa dapat beristighfar di setiap hembusan nafasnya. [dutaislam.com/in]
Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB