Mas'un Arief tunaikan nadzar jalan kaki Musirawas-Jakarta bila Jokowi-Ma'ruf menang. |
Dutaislam.com - Tidak seperti Mas’un Arif yang menunaikan nazarnya setelah kemenangan pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan KH Ma’ruf Amin manang Pilpres 2019. Lima tahun berlalu, janji Amin Rais jalan kaki Jogja-Jakarta jika Prabowo kalah, tidak ditepati. Namanya juga sumpah serapah.
Menurut pengamat politik LIPI Wasisto Raharjo Jati, meski nadzar bagian dari komunikasi politik, sumpah serapah terkait politik yang memiliki kultur yang dekat dengan hal-hal berkaitan dengan mitos hanya terjadi di Indonesia.
Baca: Sindir Amin Rais, Budiman Sebut Orang yang Suka Asal Bicara Payah di Panggung Debat
"Ini hanya ada di Indonesia. Atau di negara-negara berkembang yang budayanya memang dekat dengan hal-hal berbau mitos," katanya, 14 Maret 2019, dikutip Dari Tagar.id.
Berbeda dengan anggota Banser Musirawas, Sumsel, Mas'un Arif. Ia bukan politik yang mengenal gertak sambal seperti Amin Rais. Bila anggota Banser memenuhi nadzarnya, Amin Rais tidak demikian. Ditagih berkali-kali menunaikan nadzarnya jalan kaki sejak 2014, Amin memilih naik pesawat.
"Saya ke sini (rumah Pak Amin Rais di Jogja) untuk mengajak berjalan bersama," tegas Giman, salah satu warga yang juga bernadzar jalan kaki juga bila Prabowo kalah, Senin (29 September 2019), dikutip dari Kompas.
Baca: Wiranto Bentuk Tim Pengkaji Tokoh, Amin Rais Mengancam: Jangan Main-main dengan Kita, Pak Menteri!
Saat itu, hingga kini, nadzar hanya tinggal nadzar. Amin Rais mlipir, dan Giman tidak bertemu di rumahnya sana. [dutaislam.com/ab]
Sahabat Mas'un Arief anggota @BANSERSATKORNAS Musi Rawas Sumsel Alhamdulillah telah menunaikan nadzar/janjinya, berjalan kaki ke kantor PP GP @Official_Ansor Jakarta bila pak @jokowi dan @MarufAminNU menang Pilpres pic.twitter.com/RqjXwpLcYJ— Nuryudi Darmawan (@DarmawanNuryudi) July 17, 2019