Para Jagoan Digital Akan Sekolah Anti Hoax di Australia Dua Pekan
Cari Berita

Advertisement

Para Jagoan Digital Akan Sekolah Anti Hoax di Australia Dua Pekan

Senin, 12 Agustus 2019
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Proyek Literasi Digital Queensland University
Ilustrasi pelatihan anti hoax. Foto: istimewa.

Dutaislam.com – Bertempat di Double Tree Hotel, Salemba, berlangsung kursus persiapan Kuliah Literasi Digital dan Media, kepada 25 penerima Anugerah Democratic Resilience, selama tiga hari yang menghadirkan para pembicara Nasional dan Global.

Mereka adalah para Ilmuwan Queensland University of Technology (QUT) (Angela Romano, Fiona Suwana, Vincent Sacriz); Deddy Permadi (Siberkreasi); Andreas Harsono (Human Rights Watch); Donny BU (ICT); Ismail Fahmi (Media Kernels); Damar Juniarto (Safenet); Usman Hamid (Amnesty Internasional); Savic Ali (NU Online); Willy Pramudya (Digital Trainer).

Baca: Peran Penting Generasi Millenial dalam Mencegah Maraknya Hoax

Penerima Award ialah para individu di level menengah dan eksekutif dari organisasi yang selama ini dinilai aktif dan progresif untuk menumbuhkan perilaku sehat di dunia digital. Mereka ialah perwakilan dari instansi pemerintahan, organisasi kemasyarakatan dan pendidikan dari seluruh Indonesia di antaranya: Devie Rahmawati (Klinik Digital Vokasi UI);  Anita Wahid, Giri Lukman (Mafindo); Frederik Sarira (C-Save); Purnomo Satriyo (Bawaslu); Nadia Atmaji, Rory Asyari, Agnes Theodora (jurnalis); Rizki Ameliah (Kominfo) dll, yang berhasil menggungguli 300 lebih kandidat.

Para penerima award akan sekolah selama 2 pekan di Australia untuk belajar upaya hidup dengan sehat di dunia digital. Adapun beberapa mata kuliah yang akan diikuti ialah Responding to Hoax, Slander, Hate Speech and Misinformation in Digital Media and Social Media; Verification Training: Improving Media Professionalism/Credibility; 5RS (Rights, Respect, Responsibility, Reasoning and Resilience; Building Digital Communities; etc.

Sepulangnya dari Australia, para penerima Award akan menyusun sebuah proyek Literasi Digital yang akan dipresentasikan tahun 2019, untuk dilakukan evaluasi oleh tim Queensland University of Technology (QUT) untuk memastikan bahwa program tersebut dapat memiliki dampak yang luas dan berkelanjutan.

"Kami di Klinik Digital Vokasi, akan menjalankan Program “Digital Avenger”, sebuah program yang dimaksudkan untuk melatih para Jagoan-Jagoan digital, yang akan menjalankan program A-B-C, yaitu Anti sebar berita hoax; Berani menyampaikan kebenaran; Cari komunitas yang bermanfaat. Setelah dilatih, kami akan memberikan penghargaan bagi mereka, agar mereka dapat terus berdedikasi menjadi agen perubahan di masyarakat," ujar Devie Rahmawati, Founder Klinik Digital Vokasi UI.

Baca: Agar Hoax Tidak Meluas, Perlu Kampanye Guyon dan Travel Piknik Harus Dimurahkan

"Australia menjadi model yang tepat, dari upaya membangun masyarakat digital yang cerdas. Mengingat secara struktural dan kultural, pemerintah dan masyarakat Australia memiliki tradisi berpikir analitik dan suasana akademik yang nyaman dan menyenangkan seluruh negeri. Sebagai ilustrasi, perpustakaan adalah menjadi tempat favorit masyarakat dari berbagai lapisan. Perpustakaan desain dengan sangat modern, menjadi tempat nongkrong, belajar, bermain, kontemplasi dan sebagainya. Lengkap dengan peralatan IT terkini. Sehingga budaya belajar menjadi sangat kuat, sehingga tidak mudah termakan hoax," tutup Devie Rahmawati. [dutaislam.com/ab]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB