Peran Penting Generasi Millenial dalam Mencegah Maraknya Hoax
Cari Berita

Advertisement

Peran Penting Generasi Millenial dalam Mencegah Maraknya Hoax

Duta Islam #02
Kamis, 01 Agustus 2019
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Ilustrasi hoax. (istimewa)
Oleh Yoga Andesta

DutaIslam.Com - Perkembangan teknologi informasi memang menjadi hal yang tak terhindarkan. Kita tidak bisa membendungnya, dan semua orang harus bisa beradaptasi. Namun, dalam adaptasi juga harus diserta fondasi yang kuat, agar kita bisa menyerap mana informasi yang betul-betul mempunyai manfaat, dan mana yang tidak mempunyai manfaat.

Kenapa fondasi itu sangat penting? Karena saat ini sudah sulit sekali membedakan mana informasi yang valid dan mana yang hoax. Dengan kemajuan teknologi, rekayasa informasi bisa dilakukan, untuk mengelabuhi masyarakat. Terlebih budaya baca dan literasi di masyarakat masih rendah. Sehingga, masyarakat akan mudah sekali diprovokasi oleh informasi yang salah.

Tentu saja keberadaan berita hoax dan ujaran kebencian ini bukan tanpa sebab. Ujaran kebencian misalnya, dulu sering digunakan oleh kelompok radikal untuk melakukan propaganda di dunia maya. Propaganda ini dimunculkan untuk membuat masyarakat terprovokasi. Apalagi mereka seringkali menggunakan sentimen SARA dan mendistorsi nilai-nilai agama. Akibatnya, tidak sedikit dari generasi muda yang mudah marah, mudah menyalahkan orang lain, merasa dirinya paling benar, bahkan mereka juga berani melakukan tindakan intoleran. Tidak hanya ujaran kebencian, informasi bohong alias hoax, juga mulai menjadi persoalan serius di Indonesia dan semua negara di dunia. Munculnya organisasi Saracen ketika itu, semakin memperkuat bahwa hoax sengaja diproduksi oleh pihak-pihak untuk kepentingan tertentu.

Generasi milenial ini diharapkan dapat lebih bisa melahirkan hal-hal yang positif dan bisa menata nilai-nilai sosial yang selama ini ada di tengah masyarakat. Milenial jangan sampai dicap sebagai generasi penyubur berita bohong atau hoax. Fenomena penyebaran hoax yang terjadi di dunia digital telah banyak membawa keprihatinan di dalam masyarakat islam. Banyak informasi hoax, hatesspeech dan cyberbullying yang disebarkan para oknum melalui sosial media dan instans messaging yang cenderung barbau SARA dan provokatif. Ironisnya lagi tidak sedikit pula masyarakat yang tanpa berpikir panjang langsung meng-share informasi tersebut bahkan mereproduksi ulang informasi tanpa memikirkan dampak yang ditimbulkan setelahnya.

Media digital saat ini didominasi oleh remaja yang lahir di zaman millenium yang merupakan digital natives yaitu generasi yang tidak dapat terpisahkan oleh oleh dunia digital. Jika generasi ini tidak diberikan amunisi yang cukup untuk memerangi digital hoax, maka dikhawatirkan akan menimbulkan masalah dan bahaya laten. Karena itu, dibutuhkan persiapan yang lebih dari generasi Milenial untuk menghadapi tantangan zaman. Hoax lahir dan muncul di era milenial di tengah perkembangan teknologi. Semua orang bisa membuat media, manipulasi fakta, dan memunculkan ruang publik.

Antisipasi Berita Hoax
Untuk mengidentifikasi berita yang di baca melalui sosial media termasuk berita hoax atau tidak, harus teliti dalam membaca. Sebelum share berita cermati dulu judulnya mengandung unsur provokatif atau tidak. Apabila menemukan judul yang provakatif carilah hal berita yang serupa. Lebih amannya lagi apabila membaca berita melalui status resmi.

Generasi milenial bisa ikut berpartisipasi dalam memberantas hoax dengan membuat seminar anti hoax. Generasi muda khususnya mahasiswa perlu bekerja sama dengan berbagai pihak teratas kampus sebagai tempat berkumpulnya kaum intelektual dalam memberantas hoax ajaklah dosen, dan civitas kampus untuk memberantas hoax. Pelaksanaan program seminar dilakukan untuk memberitahu kepada seluruh semua orang akan bahayanya berita hoax dan doktrin-doktrin yang terjadi. Informasi dan pemberitahhuan seperti ini guna mengimbuh para kaum milenial untuk tahu dari bahayanya berita atau informasi yang tidak jelas dan pengaruh yang terjadi dari hal tersebut.

Lebih penting, dari diri sendiri mulailah menyebarkan informasi yang menginspirasi, bukan yang memprovokasi. Ingat, kita bukanlah tipikal masyarakat pemarah, tapi kita adalah tipikal masyarakat yang ramah. Kepedulian antar sesama harus terus dijaga, agar generasi penerus bisa mendapatkan teladan. Agar generasi penerus menjadi generasi yang toleran, yang menghargai keberagaman. Oleh karena itulah, jadilah penyelemat generasi penerus dari segala pengaruh hoax dan ujaran kebencian. [dutaislam.com/gg]

Yoga Andesta, Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Pandanaran (STAISPA) Jogjakarta.

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB