Masyarakat Papua demo tolak rasisme. Ilustrasi: Istimewa. |
Arkilaus meminta kepada masyarakat Papua dan Banser untuk tidak terprovokasi dengan adanya selebaran kertas tersebut. Selebaran tersebut menurutnya merupakan upaya untuk mengadu domba masyarakat Papua dengan Banser.
"Jadi minta maaf kepada teman-teman Banser itu, bahwa kita semua harus menjauhi upaya provokasi yang ingin membenturkan orang Papua dengan Banser," kata Arkilaus dalam diskusi bertajuk "Ngobrol Bareng tentang Papua' di Tebet, Jakarta Selatan, Senin (26/08/2019).
Arkilaus menduga selebaran itu merupakan ulah politikus abu-abu yang selama ini memanfaatkan isu-isu Papua untuk kepentingan kekuasaannya. Dia juga memastikan bahwa pernyataan tersebut tidaklah benar-benar dari masyarakat Papua.
"Jadi itu sama sekali tidak benar, pernyataan sikap yang diedarkan bsebenarnya tidak ada pernyataan sikap seperti itu," ujarnya.
"Ketika ada surat pernyataan sikap seperti itu, saya duga itu rekayasa, hanya dimanfaatkan untuk kepentingan perebutan jabatan politik saja itu," imbuhnya.
Sebelumnya, selembar tuntutan bubarkan Banser tersebar saat aksi demonstrasi di Lapangan Apel, Kantor Walikota Sorong, Papua, Rabu (21/08/2019). Selebaran itulah yang berisi tujuh butir tuntutan yang salah satunya meminta agar Banser dibubarkan. Isu tuntutan tersebut itu pun dibawa anggota DPD terpilih asal Papua Yorrys Raweyai. [dutaislam.com/pin]
Keterangan: Disadur dari Suara.com dengan judul asli 'Aktivis Papua: Selebaran Bubarkan Banser NU Bukan Kami Buat, itu Provokasi'.