Banser NU. Foto: Istimewa. |
Dua isu yang dihembuskan dan terjadi pada selang waktu yang berdekatan ini menjadi bukti bahwa Banser menjadi ancaman serius bagi para pembenci NU. Banser yang terus diserang sekaligus menjadi bukti bahwa Banser cukup seksi. Keberadaan Banser sangat diperhitungkan. Makanya Banser terus diharapkan hancur agar tidak jadi penghalang untuk satu kepentingan.
Meskipun begitu, bagi Banser, ini persoalan receh. Bukan untuk meremehkan. Tapi Banser sudah kenyang dengan fitnah. Sejak zaman orde baru hingga sekarang. Banser terus diserang, tapi bukannya tumbang, makah tambah muncer. Sebaliknya, justru musuh-musuh Banser yang tumbang lebih dulu.
Barangkali para pembenci Banser menganggap bahwa Banser hanya sekumpulan orang yang berseragam layaknya tentara. Mereka tidak sadar bahwa Banser bagian dari NU. Banser adalah penjaga para kiai dan ulama-ulama NU. Selama NU masih kokoh berdiri, disitulah Banser akan selalu menyertai.
Meskipun bukan TNI, gerakan Banser itu terukur. Banser ibarat tentara bagi NU. Semua gerakan Banser punya aturan. Punya garis. Berdasarkan intruksi yang telah disetujui para kiai dan NU. Maka jangan heran jika upaya fitnah dan serangan terhadap Banser selalu bisa dilawan dan gagal.
Nggak capek ngadu Banser? [dutaislam.com/pin]