Beredar Video Slamet Ma'arif Akui PA 212 Hanya 'Penumpang Gelap' di Tim Prabowo-Sandi
Cari Berita

Advertisement

Beredar Video Slamet Ma'arif Akui PA 212 Hanya 'Penumpang Gelap' di Tim Prabowo-Sandi

Duta Islam #03
Rabu, 17 Juli 2019
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Ketum PA 212 Slamet Ma'arif. Foto: Istimewa.
DutaIslam.Com - Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) tidak murni mendukung Prabowo-Sandi dalam Pilpres 2019 lalu. Prabowo-Sandi hanya jadi kendaraan politik untuk mensukseskan kepentingan-kepentingannya.

Hal ini diakui sendiri oleh Ketum PA 212 Slamet Ma'arif setelah Prabowo-Sandi gagal menjadi Presiden 2019-2024. Slamet Ma'arif mengatakan bahwa PA 212 sejatinya hanya numpang di Tim Prabowo-Sandi. Lebih dari itu PA 212 punya kepentingan dan perjuangan sendiri.

"Ayolah Pilpres kemarin sudah selesai, Prabowo sudah selesai. Jangan terlalu dihantui persoalan itu terus, masih berharap sesuai konstitusi yang sebetulnya sangat kecil. Jadi kalau anda masih ingin Prabowo jadi presiden, sudah selesai. Peluangnya sudah tidak ada," ujar Slamet Ma'arif dalam sebuah rekaman video yang diterima dutaislam.com.

Slamet lantas mengingatkan kepada Alumni 212 bahwa imam mereka adalah Habib Rizieq yang kini masih berada di Mekah. Sehingga ruh dan spirit 212 tidak boleh pudar.

"Jadi saya mengingatkan kepada alumni 212, imam anda itu siapa? yang ada di mekah atau di tengah negara. Ini peringatan bersama oleh gerakan kita. Imam kita ada di sana. Oleh karenanya, ruh spirit 212 jangan berhenti. Karena kemarin kita ikut dalam perpolitikan sebagai alat dan kendaraan perjuangan kita," jelas Slamet.

Slamet kembali menegaskan bahwa dalam Pilpres 2019 lalu, PA 212 hanya numpang di Tim Prabowo-Sandi dan DPR. Sekarang, kendaraan itu dianggap sudah macet sehingga tidak bisa lagi dipaksakan.

"Sekali lagi, kemarin itu, partai-partai, DPR, Prabowo-Sandi, itu adalah alat perjuangan kita. Kalau alatnya sudah macet, jangan dipaksain," tegas Slamet.

Sebagaimana diketahui, Prabowo dan Jokowi telah mengadakan pertemuan pasca Pilpres 2019. Pertemuan dua tokoh yang menjadi rival ini mendapat apresiasi sekaligus kritik. Kritik datang salah satunya dari PA 212. [dutaislam.com/pin]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB