Menjaga Indonesia Ala Gus Nadirsyah Hosen
Cari Berita

Advertisement

Menjaga Indonesia Ala Gus Nadirsyah Hosen

Duta Islam #03
Selasa, 26 Maret 2019
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Nadirsyah Hosen. Foto: Istimewa.
DutaIslam.Com - Menjaga Indonesia berarti mengisi kemerdekaan dengan sebaik-baiknya. Selebihnya melakukan tindakan agar Indonesia tetap utuh sebagai negara kesatuan dari Sabang sampai Merauke dengan Pancasila sebagai ideologi. Orang yang ingin mengubah Indonesia dengan sistem khilfah bukan menjaga Indonesia, tetapi ingin merusak dan menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Menjaga Indonesia kewajiban setiap warga negara. Semua warga negara harus terlibat dan berperan. Tentu saja sesuai dengan kemampuan masing-masing. Menjaga Indonesia tidak harus terjun ke politik atau pemerintahan.

Menjaga Indonesia dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah satunya seperti yang dilakukan dan diungkapkan Rois Syuriah PCI NU Australia Nadrsyah Hosen. Sebagai seorang akademisi, Gus Nadir menilai, beberapa hal yang dilakukan termasuk bagian dari cara dia menjaga Indonesia.

"Banyak cara untuk menjaga Indonesia tetap utuh dan damai. Selain menulis buku dan diskusi ke sejumlah daerah, saya pun mengunjungi kiai sepuh memohon nasehat dan doa. Dan tak kalah pentingnya “sowan” ke makam para masyayikh bertawasul memohon keberkahan untuk Indonesia dan NU," Ucap Gus Nadir melalui akun Twitternya, Senin (25/03/2019).

Bagi yang mampu menulis, menjaga Indonesia bisa dengan menulis. Entah menulis buku, artikel, atau tulisan-tulisan yang lain. Dengan cara ini kita berarti ikut berkontribusi memberi pemahaman, mencerdaskan orang lain, mencerdaskan bangsa. Dengan catatan, apa yang kita tulis juga mencerdaskan.

Tulisan yang mencerdaskan di sini tidak berarti tulisan yang sangat "intelektual". Cukuplah bermuatan ilmu pengetahuan, informasi positif, atau tulisan yang meluruskan informasi yang salah, seperti untuk mengklarifikasi hoax atau mengkonter informasi yang mengajarkan doktrin radikalisme, terorisme, dan ektrimisme. Pemahaman radikal yang  bertebaran di media sosial harus terus kita lawan karena ia akan merusak pemahaman dan mengancam NKRI. Perlawanan bisa dilakukan hanya bagi orang yang punya kemampuan menulis.

Seperti Gus Nadir sendiri yang menulis tentang "Islam Yes, Khilafah No!" atau Tafsir Qur'an di Medsos" bagian dari perlawan dan memberikan pemahaman mengenai masalah yang terjadi sekarang ini.

Berdiskusi dengan orang lain juga dapat menjadi cara menjaga Indonesia. Ini tidak jauh berbeda dengan menulis. Bedanya, menulis memberi pemahaman secara tidak langsung, berdiskusi memberi pemahaman secara langsung kepada orang yang diajak berdiskusi. Kelebihan diskusi, dapat berinteraksi lebih, sehingga bisa lebih inten dan meluruskan pemahaman yang salah. 

Kemudian mengunjungi kiai sepuh dan meminta nasehat. Ini akan menunjukkan bahwa kita rendah diri dan tidak sombong. Biar bagaimana pun orang tua, atau kiai sepuh lebih berpengalaman. Petuah-petuahnya juga lebih sering menyejukkan. Dengan demikian, kita dapat lebih jernih melihat persoalan yang kita hadapi.

Harus diakui juga bahwa sosok kiai memiliki peran penting di tengah-tengah kehidupan masyarakat Indonesia. Terutama di pedesaan, kiai memegang peran sentral. Dalam politik juga sama. Meski kiai tidak semua terlibat langsung dalam politik praktis, kiai punya andil dalam menentukan pilihan politik. Di sisi lain, Indonesia lahir salah satunya tidak lepas dari peran para kiai.

Kemudian sowan kepada masyayikh yang sudah meninggal dunia, tawassul dan berkirim doa. Ini tidak syirik jangan diartikan menyembah kuburan. Kita hanya mendoakan. Islam tidak melarang, bahkan memerintahkan untuk saling mendoakan.

Sowan kepada masyayikh yang sudah meninggal akan mengingatkan kita pada perjuangannya ketika masih hidup. Baik berjuangan untuk agama maupun bagi bangsa. Dari sini kita dapat meneladani, atau setidaknya memberi semangat bagi perjuangan kita untuk menjadi bangsa yang baik. Bangsa yang baik adalah bangsa yang aturan pemerintah tanpa meninggalkan atau melupakan ajaran agama. 

Apapun yang kita lakukan bisa menjadi nilai dan cara menjaga Indonesia. Menjaga Indonesia pada hakikatnya ialah mengisi kemerdekaan dengan sebaik-baiknya. Bukan dengan seburuk-buruknya, seperti ingin mengganti Ideologi Pancasila dengan Khilafah Al HTI-yyah. [dutaislam.com/pin]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB