Gus Nadir: NU Harus Melawan Provokator-provokator Umat
Cari Berita

Advertisement

Gus Nadir: NU Harus Melawan Provokator-provokator Umat

Duta Islam #02
Selasa, 19 Maret 2019
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Bedah buku Gus Nadir "Saring Sebelum Sharing" di Gedung NU Jepara.
DutaIslam.Com - Prof Nadirsyah Hosen atau yang akrab disapa Gus Nadir mengisi Seminar dan Bedah Buku terbarunya yang berjudul "Saring Sebelum Sharing" di Gedung NU Jepara, Jl. Pemuda No.51, Ahad (17/03/2019). Bedah buku yang diselenggarakan Lakpesdam NU Jepara ini merupakan rangkaian tournya di berbagai kota se-Indonesia.

Pada kesempatan itu, Gus Nadir yang juga sebagai Rais Syuriah PCINU Australia dan New Zeeland menjelaskan berbagai fenomena mutakhir yang membuat kondisi Indonesia cukup memprihatinkan terutama dalam hal keberagamaan. Menurutnya ada provokator-provokator yang sengaja membuat kedamaian Indonesia terguncang melalui media sosial.

Gus Nadir juga menyebutkan beragam modus yang dipakai para provokator tersebut. Yang paling sering yaitu mereka pura-pura bertanya dengan menyertakan sebuah berita. Namun pertanyaan itu dilontarkan untuk memancing perdebatan yang berujung konflik.

"Misalnya, ada yang melempar pertanyaan tentang kesalahan salah satu pasangan calon presiden. Namun pertanyaan itu dilemparkan kepada kita-kita yang sama sekali tidak memiliki hubungan politik apapun kepada keduanya. Tentu ini tujuannya untuk memancing emosi," katanya.

Selain itu, lanjut Gus Nadir umat Islam juga diprovokasi dengan membenturkan pernyataan antar ulama atau tokoh agama. Dikatakan, hal ini sering menimpa para kiai-kiai NU. Sebab, banyak pihak yang tidak suka dengan paradigma NU yang lebih mengutamakan persatuan seluruh umat beragama di Indonesia dibandingkan lebih menonjolkan diri sebagai umat yang mendominasi negara.

Modus yang ketiga, sambung Gus Nadir, umat Islam Indonesia diprovokasi dengan dalil-dalil yang tidak relevan dengan konteks kekinian. Dalil-dalil itu dipaksakan untuk merespon fenomena yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan dalil yang disertakan. Ia mencontohkan, mendekati pemilu kali ini, banyak yang mengutip dalil atau hadis tentang perang sebagai upaya untuk menggiring opini publik supaya "memerangi" lawan politiknya.

"Yang lebih ekstrem, ada pihak yang menyerukan untuk kembali ke qur'an dan hadis. Lha memangnya kita (NU: red.) pernah meninggalkan qur'an dan hadis? Ada-ada saja mereka itu. Selain itu, mereka juga sering mengkafir-kafirkan yang tak sama dengan mereka. Ini jelas salah besar dan NU harus menjadi garda terdepan untuk meluruskan mereka," tambahnya.

Melalui buku tersebut, Gus Nadir berharap upayanya menghadirkan pesan Islam yang benar-benar rahmatan lil alamin. Ia juga mendorong warga Nahdliyyin untuk aktif berdakwah melalui media sosial, agar masyarakat yang awam agama bisa tersentuh oleh dakwah ala NU.

Dalam seminar itu hadir juga Gus Nasrullah Afandi, doktor maqosidus syariah alumnus Universitas Maroko sekaligus Wakil Katib PWNU Jawa Tengah sebagai pembanding sangat mendukung dengan karya-karya Gus Nadir yang mencerahkan dan menyejukkan kekacauan masyarakat saat ini. Dia juga sepakat untuk mendorong seluruh warga NU agar bersama-sama melawan provokator-provokator yang mengatasnamakan agama sebagai dalih untuk memecah belah.

"Paham-paham radikalisme dan ekstremisme telah nyata-nyata menggerogoti kesatuan bangsa kita. Oleh sebab itu, saya serukan kepada warga NU untuk melawan mereka. NU harus menjadi pihak pertama yang menyelamatkan bangsa," tegasnya. [dutaislam.com/faqih/gg]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB