KH Ahmad Muwafiq. Foto: Istimewa. |
Menurut Gus Muwafiq, puisi doa Neno Warisman terlampau berlebihan sebagai doa yang dilantunkan untuk kepentingan politik. Gus Muwafiq merasa serem mendengarnya.
“Serem saya membayangkannya, ‘Kalau sampai tidak kau menangkan kami, maka aku khawatir tidak ada lagi yang menyembah-MU’. Acting (bersandiwara) boleh, tapi jangan begitu berlebihan,” kata Gus Muwafiq dalam sebuah video, Sabtu (23/2/2019), dilansir dari NU Online.
Menurut Kiai Muwafiq doa tersebut sangan berlebihan karena dalam redaksinya, Neno mengatakan jika salah satu kandidat Presiden yang didoakannya kalah maka Neno khawatir kelak tidak akan yang menyembah Allah SWT.
Pasalnya, kedua kandidat pemilihan Presiden sama-sama beragama Islam. Sehingga tidak mungkin salah satu dari keduanya akan mendiskreditkan agamanya sendiri.
“Siapa yang kau maksud itu? Dua calon Presiden ini sama-sama muslim. Pak Jokowi muslim, Pak Prabowo juga muslim. Bahkan wakilnya Pak Jokowi seorang kiai yakni Kiai Ma’ruf Amin. Wakilnya Pak Prabowo santri milenial Pak Sandiaga Uno. Kenapa kau sebut kalau salah satu kalah, kalau Allah tidak memenangkan dirimu tidak ada lagi yang akan menyembah Allah? Ini doa apa. Mbok mikiro,” katanya.
Sebagai seorang yang dianggap sebagai pemuka agama, Neno semestinya lebih memainkan peran penting untuk menjaga bangsa dari perpecahan.
“Jangan gitu. Kita sama-sama beragama, sama-sama berbangsa, sama-sama bernegara, kita lindungi bangsa ini,” pungkasnya. [dutaislam.com/Ahmad R/pin]