Foto: Dutaislam.com |
Ingat saja ketika Kiai Ma’ruf Amin mewakili MUI memberi kesaksian kasus Ahok 2017 lalu. Betapa Kiai Ma’ruf dipuja dan dibela. Nah, sekarang, ketika Kiai Ma’ruf tidak sepakat dengan Demo Sukmawati, beliau diserang meskipun sebenarnya miskin amunisi.
Baca: Kiai Ma'ruf Amin: Dulu Dipuja, Kini Dihina
Foto Sukmawati yang mencium tangan Kiai Ma’ruf sebagai bentuk ketakdziman kepada kiai, digoreng. Kiai Ma’ruf dianggap tak ingat usia. Kia Ma’ruf dianggap membela penista agama. Lha kok gampang sekali cangkemmu nyerocos.
Kalau kasus dugaan Chat Mesum Habib Rizieq Shihab, kok mingkem dan bahkan dianggap kriminalisasi ulama. Sejak kapan cium tangan kiai dipukul rata haram sampai-sampai dihinakan dan chat mesum dianggap halal hingga pelakunya tetap jadi pujaan?
Baca: Jika Habib Rizieq Jadi Pulang ke Indonesia, Ini Yang Terjadi Menurut Netizen
Kelihatan sekali kelompok perusak agama atas agama ini miskin amunisi. Mereka kesulitan menyerang, akhirnya asal jadi dengan tuduhan-tuduhan asal-asalan. Jika menyerang ulama-ulama NU, narasi yang selalu digunakan kalau tidak “pembela penista agama” maka “pendukung syiah” alias "assader". Tak hanya tokoh NU, pendukungnya pun kena serangan yang sama. Akun-akun yang mendukung kiai NU pun bernasib sama.
Screeshot di bawah ini contohnya. Akun Suara Rakyat Pribumi, pendukung kelompok sontoloyo yang kerjaanya selalu bikin onar.
Maka jangan heran kalau Dosen Antropolog Arab Saudi Sumanto Al Qurtuby jika mempertanyakan kepala mereka yang gede namun tanpa isi. Baca: Dosen Arab Sindir Pedas Demo Sukmawati: Kepala Kalian Isinya Apa Sih Pret? Telek Ayam apa Kambing? [dutaislam.com/pin]