![]() |
Demo Sukmawati di Solo. Foto: Istimewa |
Bagaimana tidak, banyak yang jelas-jelas melakukan "penistaan agama", kata Sumanto, mereka diam. Tapi giliran Sukmawati baca puisi gitu doang mereka berkoar-koar. "Wahai Gerombolan Kacung Kampret" judul tulisan kritik Sumanto yang diposting di akun Facebooknya, Jumat (06/04/2018).
Sumanto mengkritik setidaknya empat peristiwa yang disayangkan Sumanto karena mereka diam dengan peristiwa tersebut.
"Saat kasus menimpa Rizieq dan sindikatnya, kalian merengek-rengek minta dimaafin tapi giliran orang lain nggak mau maafin," tulis Sumanto di paragraf pertama.
"Saat ada yang bilang Nabi Muhammad telah gagal mewujudkan Islam rahmatan lil alamin sampai tegaknya "Mbak" khilapah, kalian mingkem nggak bersuara dan menuduhnya "penista Nabi"," katanya di paragraf kedua.
"Saat ada yang berseru halal menggunakan ayat untuk korupsi alias "korupsi syariat", kalian juga mingkem nggak bersuara dan menuduhnya "penista Islam"," katanya lagi di paragraf ketiga.
"Saat ada yang bilang Nabi Muhammad meniduri Maria Qibtiyah tanpa nikah dan ayah dan paman Nabi masuk neraka, kalian juga mingkem nggak bersuara dan menuduhnya "penista Islam dan Nabi" Sumanto terus nyerocos geram.
"Saat "si gembul" Abu Hamzah dan Anisa Hasibuan menipu berpuluh-puluh ribu umat Islam pakai umroh, kalian juga mingkem nggak bersuara dan menuduh mereka "penista Islam" ungkap Sumanto.
Setelah lima kalimat tersebut, Sumanto menegaskan kritiknya.
"Tapi giliran Bu Sukma melantunkan puisi gitu doang, kalian koar-koar kayak ayam mau bertelor dan menuduhnya "penista agama" katanya.
Sumanto mempertanyakan isi kepala para pendemo yang seperti tak punya otak. Bahkan tak segan-segan dia menanyakan apa isi otak mereka telek ayam atau kambing.
"Sebetulnya kepala kalian itu isinya apa sih Pret? Telek ayam atau telek kambing? Goblok boleh tapi mbok jangan guuoooblookkk buangget," tulis Sumanto.
Tak pikir-pikir benar juga ya? [dutaislam.com/pin]
