Era Teknologi, Ini Pesan Kiai Azaim Sukorejo untuk Pesantren
Cari Berita

Advertisement

Era Teknologi, Ini Pesan Kiai Azaim Sukorejo untuk Pesantren

Duta Islam #03
Sabtu, 13 Juli 2019
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Pengajian Umum Kiai Azaim Ibrahimy dalam rangka Haflatul Imtihan Pondok Pesantren Mashlahatul Hidayah, Errabu Bluto, Sumenep, Madura, Sabtu (13/07/2019). Foto: M. Arifin. 
DutaIslam.Com - Pekembangan zaman perlu disikapi dengan bijak tak terkecuali oleh lembaga pendidikan khususnya pesantren. Pesantren harus bisa mendidik santri sesuai dengan zamannya dengan tanpa meninggalkan tradisi lama yang masih baik.

"Karena anak hidup di zamannya. Kata Sayyidina Ali, ajarilah anakmu sesuai dengan zaman mereka hidup," kata Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Kiai Ach Azaim Ibrahimy saat mengisi pengajian umum dalam rangka Haflatul Imtihan di Pondok Pesantren Mashlatul Hidayah Sumenep Madura, Sabtu (13/07/2019).

"Kalau dulu kita hanya belajar menulis sekarang sudah zaman teknologi, ada komunitas sosial, ada jual beli online, anak-anak kita harus diajari itu karena ini akan jadi dunia dan kehidupan mereka," sambungnya.

Oleh karena itu, menurut Kiai Azaim, santri sekarang harus disiapkan sesuai dengan zaman mereka hidup dan tentu saja dengan bekal ahlissunah dan madzhab fiqih. Hal ini, lanjut Kiai Azaim, sesuai dengan prinsip "al-Muhafadhotu 'ala qadimi al-Shalih wa al-Akhdzu bi al-Jadid al-Ashlah". Yakni, mempertahankan tradisi-tradisi lama dengan mendukung tradisi-tradisi baru yang lebih baik.

"Santri harus taat kepada kiai, sami'na wa ata'na, jangan sami'na wa asoina. Ini pegangan santri di pesantren," ujar Kiai Azaim.

Berkaitan dengan itu, kepada Mashlahatul Hidayah Kiai Azaim bepesan agar menyiapkan santrinya agar bisa hidup sesuai dengan jamannya. "Mashlahatul Hidayah harus tampil menuju masa depan," tuturnya.

Di samping itu, Kiai Azaim juga berpesan agar umat Islam selalu berpegang kepada mayoritas ulama. Sebaliknya jangan mencoba-coba untuk ikut pada pendapat yang qoul-nya minoritas. Pasalnya, qaul yang mayoritas ulama sudah lebih terbukti dan bisa mengantarkan kepada yang lebih baik.

"Jangan mencari qaul yang jarang. Kenapa? Kalau yang banyak sudah bisa mengantarkan kepada yang baik itu artinya sudah terbukti," katanya. [dutaislam.com/pin]


Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB