![]() |
Felix Siauw. (Foto: istimewa) |
"Buat yang nanyain kabar saya setelah didemo, alhamdulilah itu pendapat mereka, dan saya menghargai beda pendapat, saya hormati kalau mereka nggak suka sama saya. Kan semua jadi tau, sebenarnya siapa yang nggak bisa menerima perbedaan pendapat, siapa yang sebenarnya intoleran," tulis Felix Siauw melalui akun Instagramnya @felixaiauw, Kamis (27/6/2019).
Di akun Facebooknya (25/6/2019), Felix menggiring opini publik seolah-olah pihak-pihak yang ingin acaranya batal sebagai anti Islam. Kata Felix, “ketika da’i dihalangi dari masjid, kajian-kajian dipersekusi, tapi marah ketika dikatakan bahwa mereka anti Islam”.
Felix juga menulis di akunnya, “Tak apa, saya bangga ketika saya harus ditolak sebab ide Islam yang saya bawa. Bukan ditolak sebab akhlak, atau pribadi saya yang menyalahi syariat. Difitnah bahwa Khilafah menyalahi Pancasila, juiga terhormat. Sebab menunjukkan tingkat pemahaman mereka. Alhamdulillah bukan Alim yang menolak.”
Padahal, Ide Islam yang dimaksud Felix yaitu ide-ide yang diadopsinya dari Hizbut Tahrir. Ide-ide Hizbut Tahrir sendiri sudah banyak dikoreksi, dikritik, disanggah dan dibantah oleh banyak pihak.
Namun oleh Felix dkk, Hizbut Tahrir dengan konsep Khilafahnya masih terus digaungkan. Narasi yang dikembangkan, menolak dakwahnya dianggap anti Islam. Melakukan aksi untuk menolaknya dianggap intoleran.
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) telah dibubarkan oleh pemerintah. Alasan dibubarkannya karena dapat mengancam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Namun meski dibubarkan, ideologi HTI masih saja digemborkan.
Dengan demikian, wajar atau mungkin wajib dakwah Felix patut dicurigai. Bahkan Ansor dan Banser tidak akan menolak dakwah Felix jika dia bersedia ikrar setia kepada NKRI dan mengakui Pancasila. Apa Felix pernah melakukan? Masihkah menolaknya dianggap intoleran? Demikian editorial kali ini. [dutaislam.com/gg]
