 |
| Rois Syuriah PWNU Jateng Kiai Ubaidillah Shodaqoh. Foto: Istimewa. |
Sayangnya, media sosial kini seringkali menjadi sarana untuk menebar kebencian dan caci maki terhadap orang lain. Terutama jelang Pilpres 2019, banyak ditemukan akun-akun yang tidak jelas pemiliknya dibuat hanya untuk menyerang pengguna media sosial yang lain.
Bagaimana seharusnya sikap kita terhadap akun-akun tersebut?
Jika menngikuti langkah Rois Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah Kiai Ubaidillah Shodaqoh, maka lebih baik menghapus akun tersebut. Gus Ubed, panggilan akrabnya, lebih memilih memblokir akun tersebut karena dinilai lebih baik. Gus Ubedtidak berarti ingin memutus silaturrahim. Tetapi memutus perantara untuk menyebaran kebencian.
Hal ini diungkapkan Gus Ubed melalui akun Twitternya, Selasa (04/09/2018). Gus Ubed juga mengungkapkan kesedihannya melihat situasi di medsos yang banyak bermunculan komentar komentar yang tidak mengedepankan adab dan tatakrama.
“Sedih di masa Pileg Pilpres, mulai banyak haters tidak jelas bermunculan dengan komentar bernada kebencian dan hasutan. Tidak bertata-krama dan beradab,” ucap Gus Ubed.
Gus Ubed mengaku, memblokir akun-akun tersebut sebenarnya terpaksa. Gus Ubed tidak bermaksud untuk memutus tali silaturrahim. Tetapi memblokir dianggap sebagai satu-satunya langkah terbaik untuk memutus perantara penyebaran kebencian tersebut.
Sebaliknya, lanjut Gus Ubed, jika tidak diblokir akan semakin menambah dosa-dosa.
“Terpaksa memblock, tidak berarti memutus silaturrahmi tapi memutus Shilat Al-Ghoslobi Wa Al-Khiqdi. Malah nambah-nambahi dosa kalau gak diblock,” katanya. [dutaislam.com/pin]
