Komplotan terorios ISIS menggunakan cadar dan senjata. Foto: istimewa |
Ia sempat membantah dan mengatakan tidak ada niat memburu. Namun, jika hal itu menganggu eksistensi kepolisian, maka, menurut Gus Yahya, hal itu dianggap sangat memalukan. Baca: Polisi Buru Pengunggah Video Pawai Cadar TK, Gus Yahya: Memalukan!
Tuduhan bahwa hal itu terkait dengan kampanye simbol radikalisme dan terorisme pun muncul, meski berkali-kali dibantah. Beberapa pengamat radikalisme menyebut jika saja polisi benar-benar mau memburu pengunggah video, maka hal itu sangat tidak masuk akal dan mengada-ada, apalagi atas nama pencemaran nama baik, sebagaimana dugaan yang diungkapkan Alfian Nurrizal, sang Kapolres Probolinggo.
"Pengambilan gambar itu ditempat umum, bukan privat seperti di kamar mandi atau kamar tidur, jadi tidak ada unsur apapun yang bisa menjerat penggunggah konten video tersebut," ujar John, pengamat terorisme dari Lamongan, Senin (20/08/2018).
Menurut John, polisi dianggap terkesan blunder. Apalagi Kemendikbud justru memberi hadiah kepada pihak TK yang mengambil tema tanpa konteks yang tepat tersebut.
"Saya sedari kemarin ingin segera clear terkait insiden TK ini. Dan tidak mau berstatemen lebih sebelum croscek langsung ke sahabat-sahabat di kota Probolinggo," ungkap John.
"TK dan sekolah anda butuh dana bantuan? Segera bikin pawai anak-anak dengan kostum ala teroris, lalu kerjakan hal berikut, yakni rekam, upload dan viralkan, maka 25 juta rupiah dari Mendikbud segera diberikan," demikian sindir Netizen yang dikutip Dutaislam.com.
Yang perlu ditegaskan, Kapolri Jenderal Tito Karnavian adalah mantan Komandan Densus 88 Anti Teror. Mengapa anak buahnya, Kapolres Problolinggo, AKBP Alfian Nurrizal, terkesan melindungi terduga pelaku pawai identik perang ala teroris? Kok begini? Bahkan hendak memburu pengunggah video. Innalillah. [dutaislam.com/ab]