![]() |
Undangan TGB yang diframing mendatangi minta maaf meski akhirnya diedit. (Foto: screenshoot dutaislam) |
Sejumlah tokoh NU hadir. Antara lain, TGKH. Turmudzi Badarudin, Prof. Dr. Masnun, M. Ag., Rois Syuriah Lombok Tengah (Loteng), TGH. Ma'arif Ma'mun dan sekretaris PWNU NTB, L. Winengan. Sementara dari pihak NW (Nahdlatul Wahtan), hadir TGB Zaenul Majdi sendiri dan sekretarisnya, Rosyadi Sayuti.
Sebelumnya, Dutaislam.com mendapatkan kabar dari sumber terpercaya yang menyatakan bahwa sejak viral pemberitaan tentang TGB dan kebijakannya yang merugikan perjuangan NU, TGB sempat resah dan minta supaya isunya dihentikan.
Seseorang kemudian mengusulkan agar TGB meredam isu viral di NTB itu dengan mengundang tokoh-tokoh NU ke pendopo gubernuran dalam kerangka klarifikasi. Pertemuan itu juga sempat dipublikasikan dalam bentuk video Youtube berdurasi 5:37 menit.
Menariknya, dalam video tersebut, TGB tidak memberikan pernyataan apapun terkait dirinya. Ia diam. Bahkan meminta Tuan Guru NU yang hadir mengeluarkan pernyataan satu dua patah kata. Redaksi Dutaislam.com sudah mendownloadnya sebelum akhirnya dihapus.
Sumber berinisial HZ menyebutkan kalau sebenarnya para masyayikh TGNU datang ke gubernuran bukan untuk meminta maaf karena memang diundang. “Untuk lebih jelasnya perlu matur ke beliau-beliau,” kata HZ, Ahad (08/04/2018).
Namun, berita yang beredar, justru Tuan Guru NU yang diframing sowan ke gubernur TGB Zainul Majdi. Paling tidak, hal itu terekam dalam caption foto yang dimuat situs klikntb.com. Ini buktinya:
![]() |
Caption dan teks redaksi berita klikntb.com sebelum diedit. |
"Beberapa tokoh NU NTB melakukan pertemuan dengan TGB KH M Zainul Majdi atas inisiatif bersama guna saling klarifikasi tentang berita di portal tersebut dan membahas isu isu yang berkembang serta membicarakan agenda dan tempat ijtimaq MUI di pendopo Gubernur Sabtu (7/4)".
![]() |
Redaksi akhir klikntb.com setelah diedit. |
Kiai NU di NTB Dicaption Sowan ke TGB
Merasa para kiai NU di NTB dimanfaatkan oleh media yang baru diregistrasikan di Jogjacamp pada 3 Mei 2017 itu, aktivis muda NU menyebut framing pemberitaan situs klikntb.com sebagai su'ul adab (adab tercela).
“Astaghfirullah. Dalam keterangan gambar TGH Turmudzi sowan ke pendopo Gubernur. Siapa yang sangat su'ul adab menyetting ini. Presiden Jokowi saja sowan ke al-Mukarrom TGH Turmudzi,” ujar Ustadz T.R dalam sebuah diskusi terbatas, Ahad (08/04/2018).
“Masa kiai/ulama sepuh diberitakan seperti itu?” Ujar AM, menanggapi respon T.R, yang tidak terima atas framing media yang belum genap berusia satu tahun itu.
TGB sebagai gubernur, dalam video itu, dianggap melupakan dan menghilangkan tradisi Sasak "betabek".
"Narak tabek-tebekan le Tuan Guru sepuh. Tabeek walar itu yang hilang. Para pinisepuh di NTB seperti "ditenggelamkan". Tabek walar, harus sendekman jok kyai-kiai NU lek luah NTB. Sowan dateng jok selapuk simpul Tuan Guru-guru lek Lombok. Ye kenenge betabeek. Ini yang dilupakan TGB," kata MO, sebagaimana dikutip Dutaislam.com (Ahad, 08/04/2018) petang.
NU yang Tak Dianggap
Dalam banyak pengalaman para aktivis NU di NTB, NW disebut-sebut tidak pernah menganggap NU sebagai saudara yang setara dan saudara untuk berbagi. Ini sangat jelas tanpa harus dikaji.“Udah dua kali tiang denger mereka ngomong, ‘kalau belum nuntut ilmu di Lotim (A.K.A NW) belum sempurna ilmunya’. Busyeet,” terang Udin.
Kalau belum belajar ke Pancor, ujar NN, aktivis NU lainnya, walaupun ilmunya hebat tetap diibaratkan seperti jenset-jenset kecil. “Belum seperti pembangkit listrik amperan kalau belum ke Pancor ngaji. Itu yang saya dengar,” akunya.
Padahal, secara historis, NU tidak pernah mempermasalahkan dan tidak pernah berhadapan dan berbeda secara teologis, amaliyah fiqhiyah maupun yang lain dengan NW.
“Tetapi perlakuan dan kedzaliman serta ketidakadilan yang diperbuat oleh TGB selama 10 tahun menjadi gubernur perilaku-perilakunya tidak bisa kita terima,” ujar aktivis lain, yang juga pengurus lembaga NU di salah satu kota di NTB.
Baca:
1. TGB Zainul Majdi yang "Habisi" Orang-Orang NU, Bukan Cerita Baru di NTB
2. TGB Zainul Majdi, Kader NW yang "Membunuh" Kebijakan NU Lombok
Siapa dan Kenapa KlikNTB.com?
Sejauh penelusuran Dutaislam.com di whois, situs klikntb.com didaftarkan oleh Heru Minandar pada 03 Mei 2017 dengan alamat di Jl. Peternakan Gang Mawar No.10, Cakranegara, Mataram, Lombok - Indonesia.
Alamat tersebut berdekatan degan dengan alamat redaksi klikntb.com di Jl. Peternakan No. 02, Negara Sakah, Cakranegara, Mataram Lombok – NTB. Cuma, dalam susunan redaksi, Heru tertulis sebagai tim IT, atas nama Heru Minandar, ST.
Ya, menurut berita yang pernah dimuat di Lombok Post (8 September 2013), Heru Minandar adalah sarjana lulusan teknik. Ia lahir di Surabaya tahun 1971. Sekarang 38 tahun. Dalam berita yang dipampang dalam blog pribadinya tersebut, ia diberitakan sebagai pencipta kamus KBBI Online.
![]() |
Dokumen dari Lombok Post |
![]() |
Heru Minandar mengucapkan terimakasih kepada Newmount Nusa Tenggara |
Mengapa situs klikntb.com tegas memframing "Tuan Guru NU yang datang minta maaf"? Silakan tanya sendiri ke yang berkaitan. Ini emailnya: hminandar@yahoo.com. Nomor kontak, bisa dicari secara mandiri melalui situs whois.com. [dutaislam.com/ab]
Keterangan:
Semua data dan komentar narasumber di atas terekam dan tersimpan rapi dalam bentuk digital (video, foto maupun audio). Redaksi menggunakan inisial karena permintaan narasumber dan sumber Dutaislam.com di lapangan.
