![]() |
Suasana LPJ PP Matan, di Gedung Pascasarjana IAIN Pekalongan, Selasa (16/01/2018) siang. |
"Di kampus saya itu ada sekelompok mahasiswa yang mampu mempelopori gerakan moral," kata Dr. Badat menirukan ungkapan wakil rektor tersebut, "dia adalah mahasiswa thoriqoh," terangnya. Ratusan peserta Muktamar Jatman XII di Pekalongan yang mengikuti majelis sidang LPJ PP Matan di Gedung Pascasarjana IAIN Pekalongan tersebut tepuk tangan, Selasa (16/01/2018) siang.
Menurut sang Warek, mereka ini katanya selalu menggunakan jenis pakaian yang khas. Katanya, mereka ini selalu bertutur kata dengan ramah, dan yang paling membanggakan, ujarnya lagi, "mereka ini kalau bersalaman dengan para dosen selalu cium tangan sebelum mulai berbicara," ujar sang Warek, ditirukan Dr. Badat.
Dr. Badat Muwakhid yang dari tadi mendengarkan cerita Wakil Rektor tersebut akhirnya bertanya, "apakah yang bapak ceritakan itu adalah Matan," tanyanya, "o, iya tadi yang mau saya katakan itu adalah Matan, lupa saya singkatannya," jawabnya.
Karena mendapatkan respon positif itulah, PP Matan, lanjut Dr. Badat, sudah bekerjasama dengan beberapa kampus, "salah satunya Universitas Negeri Jember," tandasnya. Para akademisi kampus yang menjadi muhibbin Matan acap menyediakan dana untuk kegiatan Matan yang dikemas dengan kegiatan kampus.
Di UIN Maulana Malik Ibrohim, PP Matan juga pernah menyelenggarakan kegiatan selama lima hari penuh. "Ini yang perlu dikembangkan terus," saran Dr. Badat kepada PP Matan periode selanjutnya.
Di luar kampus, kata Dr. Badat, Matan sangat membantu kinerja para pimpinan thoriqoh di Jamiyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu'tabaroh An-Nahdliyyah (Jatman) ketika ada urusan publik dan praktis.
"Sekarang ini jika Jatman punya acara, urusan yang berhubungan dengan pejabat atau komunikasi diserahkan kepada Matan," paparnya kepada ratusan muktamirin LPJ PP Matan. [dutaislam.com/ab]
