Kritik Alm. KH. Ali Mustafa Ya'qub Terhadap Syekh Al Albani
Cari Berita

Advertisement

Kritik Alm. KH. Ali Mustafa Ya'qub Terhadap Syekh Al Albani

Senin, 18 Desember 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
KH. Ali Mustafa Yaqub (Foto: Istimewa)
DutaIslam.Com - Dalam salah satu bukunya yang berjudul “Hadits-Hadits Palsu Seputar Ramadhan”, KH. Ali Mustafa Yaqub melontarkan kritikan-kritikannya kepada Syaikh al-Albani, seorang ulama kebanggaan Salafi-Wahabi. Diantara kritikannya adalah:

1) Pada halaman 133, beliau menulis: “Maka, tidak heran apabila ahli hadits dari Maroko Syaikh Abdullah al-Ghumari menyatakan bahwa al-Albani tidak dapat dipertanggungjawabkan dalam menetapkan nilai hadits, baik shahih ataupun dha’if.”

2) Masih pada halaman 133, beliau menulis: “Tidak mengherankan pula apabila Syaikh Muhammad Yasin al-Faddani, ulama Saudi Arabia keturunan Sumatera Barat Indonesia mengatakan: “Al-Albani adalah sesat dan menyesatkan.”

3) Pada halaman 135 beliau menulis: “Ungkapan ini kongkritnya adalah al-Albani seorang yang bodoh.”

KH. Ali Mustafa Yaqub selain merujuk pendapatnya pada ulama pakar hadits kaliber dunia seperti as-Sayyid Abdullah al-Ghumari dan Syaikh Yasin al-Faddani, dalam bukunya tersebut beliau juga merujuk pada al-Habib Hasan Assegaf, Syaikh Abdullah al-Harari al-Habasyi dan pakar hadits lainnya yang tidak diragukan lagi keilmuannya.

KH. Ali Mustafa Ya’qub, masih dalam bukunya yang berjudul Hadis-Hadis Palsu Seputar Ramadhan, dia menulis sub-sub judul: “Arogansi al-Albani”, “(al-Albani) Mendaifkan Hadis-hadis (Sahih) Imam al-Bukhari dan Muslim”, “(al-Albani) Mbulet dan Ngambang”, “(al-Albani) Menentang ijma’ Ulama”.

Dia juga mengatakan, “Kami sungguh tidak mengerti sikap al-Albani ini, apakah memang dia itu tidak mengerti ilmu hadis, seperti yang dituduh oleh ramai ulama kepadanya atau dia itu membuat kaedah-kaedah sendiri untuk mendaifkan atau mensahihkan hadis di luar kaedah-kaedah yang telah baku dan disepakati para ulama dalam disiplin ilmu hadis. Sekali lagi, kami tidak mengerti. Yang jelas al-Albani memang mendaifkan hadis-hadis yang telah disepakati kesahihannya oleh para ulama, seperti hadis-hadis riwayat Imam al-Bukhari dan Imam Muslim dan mensahihkan hadis-hadis yang oleh para ulama dinilai sebagai hadis-hadis yang daif.”

Pada halaman 125 dari bukunya itu Mustafa Yaqub mengatakan, “Al-Albani akhirnya benar-benar memetik apa yang dia harapkan. Dia dihentam beramai-ramai oleh para ulama, dari Syria, Lebanon, Saudi Arabia, Morroco, India danlain-lain. Maka, menurut catatan kami, sekurang-kurangnya ada 17 buku yang membantah al-Albani tentang fatwa dan pendapat-pendapatnya.”

Wahai saudaraku para pembaca yang budiman, kalau kita halusi, penolakan-penolakan para ulama dari berbagai-bagai mazhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali) yang mengkritik kesalahan dan kesesatan ulama Wahabi khususnya Syaikh Albani ini, maka kita akan bertanya diri sendiri: apakah boleh beliau ini dikatakan sebagai Imamu al-Muhaddisin (Imamnya Para Ahli Hadis) pada zaman sekarang ini, sebagaimana yang digelar oleh sebahagian golongan salafi Wahabi? Memang ada ulama-ulamayangmemuji Syaikh al-Albani, tetapi semua ulama yang memujinya tidak lain adalah ulama yang semazhab atau sejalan dengan golongan salafi Wahabi. [dutaislam.com/gg]

Source: FP Pustaka M2HM Ensiklopedia Islam Aswaja 

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB