![]() |
Postingan ngawur Sugi Nur Raharja |
Dalam page nya, Sugi justru membuat judul provokatif di videonya dengan judul ngawur: "Tabayun Cap Opo Iki?", dengan menyertakan surat tabayun dari Ansor Surabaya agar Sugi tidak gampang menuduh Ansor yang menggagalkan pengajiannya.
Dia kembali menghina Ansor sebagai SDM rendahan, padahal banyak komentar di pagenya tersebut yang menyebut Sugi merendahkan diri sendiri, terkait video unggahan yang memantik permusuhan kepada Ansor Surabaya.
Klarifikasi Ansor Surabaya yang diunggah oleh Aziz Azzam Ammam di page "Dus Nur" tersebut itu menyatakan, Sugik tidak ada i'tikad baik untuk silaturrahim dan tabayyun sesuai kesepakatan bersama 3 pilar pada Jum'at, 15 Desember 2017.
Padahal, Polsek setempat, Pemerintah Kecamatan Mulyorejo, Tokoh Masyarakat dan Agama serta GP Ansor Surabaya telah membuka ruang yang amat sangat terbuka untuk melakukan silaturrahim dan tabayyun kepada Sugi.
"Banser dan Ansor siap menjaga pengajian saudara Sugik pada 17 Desember 2017 asal masih dalam hal kebaikan tanpa menebar kebencian. Tetapi, Sugik malah menebar Kabar Bohong bahwa Ansor dan Banser Surabaya-lah yang telah membubarkan," tulis surat tabayun keberatan kepada statemen ngawur "Dus Nur" tersebut.
Surat klarifikasi yang sudah tersebar di medsos itu terpaksa harus dikeluarkan karena saat kejadian, tidak ada satupun anggota Ansor dan Banser yang berada di TKP untuk membubarkan, sebagaimana tuduhan Sugi yang juga menyebut polisi membubarkan pengajiannya.
Sugi sengaja membuat membuat geger di medsos karena tidak terima dia gagal menebar kebohongan di pengajian-pengajiannya. Dia juga sempat membenturkan FPI, Kokam dan Ansor di videonya. Padahal, Banser GP Ansor dan Kokam Pemuda Muhammadiyah saat "Dus Nur" ngamuk di video itu, sedang mengadakan Apel Kebangsaan di Candi Prambanan, Yogyakarta.
"Jikalau Sugik memang beritikad baik untuk mengetahui duduk persoalan yang sebenarnya sehingga kegiatan ceramahnya selalu bermasalah, seharusnya dia menempuh pintu tabayyun yang dibuka lebar oleh GP Ansor Surabaya. Bukan koar-koar provokatif di medsos," demikian lanjut klarifikasinya. [dutaislam.com/ab]
