DutaIslam.Com- Al ngustad Maheer At Thuwalibi yang menyebut Indonesia negara thoghut dengan sistem kufur mencabut omongannya yang ngawur bin ngelantur. Melalui akun Facebook Maheer At Thuwalibi dia secara terbuka menyatakan permohonan maaf.
Permintaan maaf itu juga disampaikan melalui sebuah video berdurasi 00.52 yang diunggah di akun Fanpagenya. Dia mengklarifikasi bahwa ucapan “monyet-monyet berseragam cokelat” dalam sebuah video yang viral di media sosial tidak ditujukan kepada lembaha atau isntansi tertentu.
Atas penyataan isi ceramah yang meresahkan itu, dia meminta maaf. ”Kami mohon maaf kepada segenap rakyat Indonesia, Pemerintah Republik Indonesia, para ulama dan semua pihak yang merasa tidak nyaman dengan isi ceramah kami tersebut,” tulis ngustad Maheer di akun Fanpagenya, Ahad (29/10/2017) sekitar pukul 15.00.
Terkait pernyataan Indonesia negara Thogut dengan sistem kufur, tidak ada klarifikasi khusus. Meski minta maaf, ngustad Maheer terlihat tidak mengakui kalau dirinya bersalah. Ini terlihat dari salah satu komentarnya di postingan tersebut. Sebaliknya, dia malah nyebut-nyebut orang sebagai penjahat.
“Saya tidak menyebut siapa-siapa bahkan tidak menyebut person sama sekali. Tapi mereka ini para penjahat dan pendengki ini mengarahkannya kepada makna dan tafsiran mereka sendiri agar saya ditangkap,” tulisnya.
Sudah lihat kan videonya yang menyebut Indonesia negara toghut dengan sistem kufur? (baca: Innalillah, Kecewa Keputusan Perppu Ormas, Al Ngustadz Tuduh Indonesia Thoghut)
Tak hanya itu, bahkan dia menuduh orang lain anti syariah, anti persatuan, dan anti kebinekaan. “Hakikatnya merekalah yang anti syariah, anti persatuan, dan anti kebinekaan. Tapi playing victim,” katanya. Ini video permintaan maafnya:
Lalu apa makna permintaan maaf ngustad Maheer. Benar mengaku salah atau hanya karena takut diciduk? [dutaislam.com/pin]
