![]() |
Mendikbud Muhadjir Effendi didampingi Cholil Nafis dan jama'ah saat ziarah dan baca Tahlil di maqbarah Alm. KH. Ahmad Hasyim Muzadi (25/10/2017). Foto: Fb Cholil Nafis. |
Demikian cerita Cholil Nafis di status facebooknya saat selesai bersama-sama mengisi seminar dengan tema "Ahlussunnah wa-Jama'ah dan Bela Negara" di Pesantren yang dulunya diasuh Kiai Hasyim Muzadi itu.
Melihat Muhadjir berjalan menuju maqbarah, Cholil pun mengikutinya. "Saya pun mengikuti beliau berjalan sampai di maqbarah," kata Cholil.
Seperti NU, Muhadjir juga membaca Fatihah agak keras, dan membaca Tahlil kemudian diikuti jama'ah di belakangnya. "Pak Menteri membaca fatihah yang agak sedikit keras, saya pun mengikutinya. Lebih lanjut saya pun mengikuti bacaan Pak Muhajir. Pak Menteri lanjut tahlilan, saya sengaja mengikuti lebih keras agar jama'ah di belakang mengikuti bacaannya. Saya pun mengikuti alur tahlil yang biasa dibaca warga nahdliyin yang dipimpin oleh Pak Muhadjir. Ternyata beliau hafal dan lancar membaca tahlil," jelas Cholil.
Seusai Muhadjir memimpin Tahlil, lanjut Cholil, Muhadjir menyolek dirinya untuk memimpin doa. "Sayapun berdoa, dan Pak Menteri dan jama'ah mengamininya. Bacaan doa berjamaah dan membacanya dengan keras," beber Ketua Pembina Yayasan Investa Cendekia Amanah itu.
Menurut Cholil, silsilah nasab Muhadjir itu keluarga santri dan anaknya pun sekolah di sekolah Sabilillah yang didirikan oleh tokoh NU asal Malang, KH Tholhah Hasan.
"NU dan Muhammadiyah banyak persamaannya meskipun ada perbedaannya. Untuk membangun persatuan antar internal umat beragama, mari kita berprinsip: yang sama jangan dibeda-bedakan dan yang beda mari kita cari persamaannya demi persatuan umat," pungkasnya. [dutaislam.com/gg]
