![]() |
Merdeka.Com |
Siapakah yang menang?
Petanyaan itu dilontarkan Salah satu Pengamat Pendidikan A. Khoirul Anam.
”Seperti diduga sebelumnya, perpres ini hanya berisi ketentuan normatif. Perpres ini tidak membuat trobosan "revolusi mental" apapun, selain hanya mendeskripsikan apa yg sudah ada, dan berlaku dimasyarakat, “ tulis A. Khoirul Anam di akun Facebooknya A. Khoirul Anam dengan judul mencermati “Perpres Tentang Pendidikan Karakter.
Perpres tersebut, kata Khoirul, tidak bicara jam belajar sehigga ketentuan tentang jam belajar dari mendukbud masih berlaku. Aturan penutup dalam Perpres juga sangat fleksibel. Hanya menganulir ketentuan yang tidak sesuai Perpres.
”Mendikbud juga akan mengklaim Permendikbud 23 2017 tidak bertentangan dengan Perpres,” katanya.
Sementara itu, lanjut Khoirul, sekolah dan dinas pendidikan di daerah berada di bawah koordinasi kemdikbud, baik soal kebijakan maupun pendanaan, bukan Kemenag. Selain itu, perpres juga mendorong pelaksanaan kegiatan 5 hari sekolah.
“Jadi, semangat Perpres 87/2017 sama dengan Permendikbud 23/2017: Kerja kerja kerja di 5 hari pariwisata di Sabtu Minggu. Jadi siapa yang menang?”
Khirul menganggap bahwa foto-foto mengenai kesepakatan Perpres (di istana, Red) hanyalah ilustrasi yang tak jauh berbeda dengan parade foto bersama para tokoh masyarakat dengan raja salman.
”Gambar sekedar menunjukkan gaya komunikasi Pak Jokowi yg keren. Seorang teman saya, seorang aktivis RMI yang tidak mungkin ikut ke istana punya daftar pesantren mana yang sudah dan akan dikunjungi pak presiden di tahun 2017 yang jumlahnya jauh lebih padat dari jadwal kunjungan presiden Gus Dur,” paparnya.
Lalu, bagaimana dengan Madin?
[dutaislam.com/pin]
Baca:Dibalik Detik-Detik Presiden Jokowi Tandatangani Perpres No. 87/2017, Ini yang Terjadi
