DutaIslam.Com- Pada Selasa (23/08/2016) malam, puluhan warga Kalilopo, Klumpit, Gebog, Kudus
berduyun-duyun datang ke rumah Kusiri (alm) untuk tahlilan hari ke-5 wafat tuan
rumah. Padahal, warga sekitar tahu jika Kusiri selama ini dikenal sebagai
anggota Muhammadiyah aktif di Kudus.
Setelah ditelusuri, Kusiri memang
sengaja menyekolahkan ketiga anaknya, masing-masing Ulin Nihayah, Eva dan Dewi
ke sekolah di bawah naungan LP Ma’arif NU dengan harapan agar kelak ketika
meninggal, ada yang menahlilkan. Saksi yang mendengarkan cita-cita almarhum
tersebut bernama Turikan, warga Kalilopo Rt. 02 Rw. 04.
Di Muhammadiyah, dari dulu upacara tahlilan berjama’ah dalam
rangka mendoakan orang yang sudah wafat adalah perkara tabu. Bahkan sebagian
mereka mengatakan bid’ah karena tidak pernah dilaksanakan pada zaman Nabi.
Semua anak Kusiri adalah lulusan MA NU Hasyim Asy’ari Gebog
Kudus. Walau dia aktif sebagai anggota Muhammadiyah, harapan untuk mendapatkan
amal jariyah berupa doa dari anak sangat tinggi.
Barangkali, Kusiri adalah ayah yang beruntung karena semua
anaknya masuk sekolah di lingkungan NU. Tanpa ada rasa gengsi, madrasah NU jadi
pilihan mencerdaskan anak-anaknya agar mengenal berbakti kepada orang tua. Jika
saja dia pengurus Muhammadiyah, mungkin saja ia gengsi menyekolahkan anaknya ke
madrasah NU. Barokah, Pak! [dutaislam.com/ ab]
