Habib Luthfi: Jangan Jadi Penerus yang Memalukan Leluhur
Cari Berita

Advertisement

Habib Luthfi: Jangan Jadi Penerus yang Memalukan Leluhur

Sabtu, 02 April 2016
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami


DutaIslam.Com – Ulama sekaligus tokoh besar di negeri ini, Habib Luthfi bin Ali bin Yahya hadir dan memimpin langsung apel Kirab Merah Putih yang digelar di Alun-alun Jepara, Kamis (17/3/2016). Pesan penting yang dia sampaikan adalah generasi penerus jangan sampai memalukan leluhur yang memperjuangkan kemerdekaan dan meneguhkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Menurutnya, kewajiban bagi generasi penerus bangsa ini adalah menjaga merah putih yang sudah melekat pada darah bangsa dan telah tersinari dengan iman masing-masing. Selain itu juga agar meningkatkan nasionalisme dan rasa memiliki, sehingga saat melihat kibaran merah putih mampu memahami hakikatnya.

“Berbahagialah leluhur jika generasi muda bangsa tak memalukan. Berkibarnya merah putih itu berdarah. Sebab kemerdekaan yang diraih bukan merupakan hadiah. Tapi perjuangan yang berdarah-darah,” ujar Habib Luthfi dengan nada tegas. 

Menurut Rois ‘Am Jam’iyah Ahlu Thariqah al Mu’tabarah an Nahdiyah itu, sang saka merah putih yang baru saja disaksikan bersama dalam kirab ini. Sekilas memang hanya terlihat warna merah dan putih, tak bersuara dan berhuruf. Namun di dalamnya ada kandungan jati diri bangsa, harga diri bangsa, kehormatan bangsa.

“Atas dasar itu semua, generasi saat ini harus sama-sama menjaga jangan sampai ada seujung rambutpun yang akan menggoyahkan NKRI. Itulah mengapa selalu ada kirab merah putih. Selalu agar kita ingat bahwa perjalanan berkibarnya merah putih berdarah. Sekali lagi, jangan sampai bangsa atau umat ini menjadi bangsa yang memalukan pada leluhur-leluhur,” terangnya.

Apel dalam kirab merah putih ini diikuti ribuan peserta terdiri dari ratusan santri, pelajar, pasukan TNI-Polri, pejabat Pemkab, Forkopinda, serta Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Jaswandi didampingi Danrem 073 Makutarama Kolonel Kav Pratama Santosa.

Sebelum pelaksanaan apel, kirab Merah Putih dilakukukan dengan menabur bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Jepara, dilanjutkan dengan longmarch dengan menyusuri Jalan Ahmad Yani, Slamet Riyadi, MH Thamrin, Ki Mangun Sarkoro, RA Kartini dan berakhir di Alun-alun Jepara.

Mayjen Jaswandi menambahkan, secara umum nasionalisme saat ini masih terpelihara dengan baik. “Bangsa kita masih solit dan kuat. Adapun acara ini (kirab merah putih –red) memiliki nilai strategis dan jangka panjang,” kata dia. (Klik Duta Islam: Islam dan Harga Mahal Perdamaian)

Dia mengakui, di Jawa Tengah dan DIY, saat ini memang masih ada gerakan dan faham radikal yang berkembang. Tapi masih kecil dan terbatas. Sehingga masih menjadi tugas bersama agar tidak memberi ruang sedikitpun faham tersebut untuk kian berkembang. [wahyu/dutaislam/ab]'

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB