Bogor - Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, tak akan memberi izin pengukuhan dan pelantikan Aliansi Nasional Anti-Syiah yang akan digelar pada Ahad, 22 November 2015, di Aula KONI Gelanggang Olahraga Kota Bogor.

Surat undangan dan permohonan acara itu, kata Bima, dikirim pengurus ANNAS beberapa hari lalu ke kantornya. “Undangan saya terima tapi tidak saya respon,” katanya. "Dan tidak akan saya izinkan."
Bima menyayangkan acara tersebut dan selebaran yang memuat nama dan fotonya sebagai pembicara. Menurut dia, dalam situasi saat ini sangat penting menjaga kebersamaan dan menguatkan silaturahmi. “Demi kesejukan Kota Bogor,” kata dia.
Bima sedang menghadapi somasi masyarakat atas pelarangan Asyura, peringatan gugurnya Hussain bin Ali, cucu Nabi Muhammad, oleh umat Syiah tiap 10 Muharam pada pertengahan Oktober lalu. Bima Arya mengeluarkan surat edaran larangan peringatan Asyura dengan alasan menjaga keamanan.
Surat edaran itu segera memicu kontroversi karena Bima dinilai tak menghargai keragaman keyakinan. Bima kian dikecam karena memberikan pidato dalam Konferensi Wali Kota Sedunia di Florence, Italia, tentang persatuan dalam keberagaman. Surat edaran itu membuat responden dalam survei Setara Institute menobatkan Bogor sebagai kota paling tak toleran se-Indonesia.
Dalam wawancara dengan Tempo pekan lalu, Bima mengaku belajar dari keputusannya membuat edaran larangan Asyura yang menimbulkan kegaduhan. “Dalam konteks dimensi dan ruang yang lebih luas, larangan itu melanggar konstitusi,” katanya. (Bagja Hidayat)
Source: Tempo
