Terduga Jaringan Teroris Kampus Riau Dibekuk Densus 88, Brawijaya Malang Diawasi
Cari Berita

Advertisement

Terduga Jaringan Teroris Kampus Riau Dibekuk Densus 88, Brawijaya Malang Diawasi

Duta Islam #03
Sabtu, 02 Juni 2018
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Universitas Riau. Foto: Istimewa.
DutaIslam.Com – Indikasi paham radikal potensi teror di kampus-kampus semakin terlihat. Di Kampus Brawijaya malang paham radikal diduga tumbuh subur dalam pengawasan BNPT. Sedangkan di Univesitas Riau terduga jaringan teroris dibekuk, Sabtu (02/05/2018).

Kapolda Riau Irjen Nandang membenarkan bahwa Densus 88 telah menangkap jaringan teroris di kampus tersebut. "Densus melakukan penggeledahan di kampus itu (Universitas Riau)," katanya dilansir dari detik.com.

Penggeledahan oleh Densus 88 dilakukan sejak siang dengan dibantu Polda Riau. Densus menggrebek ke lokasi karena telah mendapat informasi yang kuat jaringan teroris di kampus tersebut.  Penggerebekan dilakukan di gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip)

Tiga alumni Fisip diamankan dalam penggerbekan tersebut. Ketiganya yakni Bi alumni jurusan Administrasi Publik Fisip angkatan 2002, Ed alumni jurusan ilmu komunikasi fisip angkatan 2005, dan Za alumni jurusan ilmu pariwisata fisip angkatan 2004.

Selain itu, dua tas ransel, 2 bungkusan plastik, serta ember bekas cat juga diamankan.

Pihak Universitas Riau gusar. Mereka langsung menggelar rapat mendadak. Mereka berjanji akan segera melakukan konferensi pers pascapenggeledahan tersebut.

"Saya lagi briefing, rapat sebentar yah di Rektorat. Nanti kita adakan konferensi pers. Nanti kami kabari (wartawan)," kata Rektor Universitas Riau Aras Mulyadi, dilasir dari Mardeka.Com.

Brawijaya Malang dalam Pengawasan
Sementara itu, Universitas Brawijaya (UB) Malang dikabarkan masuk dalam pengawasan Badan Nasional Pemberantasan Terorisme (BNPT). Paham radikalisme dan terorisme disinyalir tumbuh subur di kampus tersebut.

Rektor Universitas Brawijaya M Bisri tak menampik kabar tersebut. Bisri mengatakan, pihaknya sudah maksimal dalam melakukan pencegahan.

"Sebenarnya kalau dipetakan, dan dihitung, tidak begitu banyak jumlahnya," katanya.
Bisri mengaku sudah melakukan proteksi secara masif di lingkungan kampus. Monitoring masjid serta mata kuliah sebagai langkah pencegahan juga dilakukan. Mereka yang terindikasi larut dalam paham radikalisme, kata  Bisiri, licin menghindari pengawasan.

"Kalau ada indikasi cepat kita mencegah, tapi iya itu, mereka seperti licin dan sulit terdeteksi. Meskipun ada jumlahnya sedikit, dan kita kesulitan mengungkapnya karena jumlah mahasiswa kita ribuan," bebernya.

Universitas Brawijaya lantas melibatkan personel keamanan yang memiliki kemampuan dan tugas mendeteksi pergerakan para mahasiswa tersebut.

Paham radikalisme disebarkan untuk tidak mempercayai Pancasila sebagai dasar negara dan NKRI. Seruan lahirnya khilafah sebagai pengganti dilalukan dengan menyasar mahasiswa baru.

Bis mengungkapkan, harus ada bantual intel dalam mendeteksi gerak mereka. Sebab mereka bisa dikatakan non organisasi yang tak terekspos.

“Beda dengan organisasi mahasiswa yang telah ada. Dalam perekrutannya terbuka, yang ini sulit terdeteksi," tegasnya.

Adanya dugaan paham radikal tumbuh subur di Brawijaya Malang diperkuat dengan penangkapan Densus 88 terhadap terduga sejak 2016 hingga bulan lalu.

Awas, paham radikal dan teror sedang mengincar [dutaislam.com/pin]

Keterangan: 
Diolah dari merdeka.com, antaranews.com, dan detik.com

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB