Asbabun Nuzul Surat Al-Insyirah: Satu Kesulitan, Dua Kemudahan
Cari Berita

Advertisement

Asbabun Nuzul Surat Al-Insyirah: Satu Kesulitan, Dua Kemudahan

Duta Islam #02
Minggu, 08 April 2018
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Kandungan Surat al-Insyirah: satu kesulitan, dua kemudahan
Asbabun nuzul Surat al-Insyirah menjelaskan tentang cara meraih kemudahan dalam menghadapi hidup. Surat al-Insyirah mengajarkan agar umat Islam bersikap optimis karena di balik kesusahan, pasti ada kemudahan.

DutaIslam.Com - Asbabun nuzul Surat al-Insyirah, menurut riwayat Ibnu Jarir, berkaitan dengan perjalanan dakwah Nabi Muhammad di Makkah. Di mana kafir Quraisy selalu menghadang dakwah-dakwah nabi. Mereka mengejek bahwa pengikut nabi adalah orang-orang yang strata sosialnya rendah. Pada waktu Rasulullah SAW berada di Makkah, beliau acap kali mengahadapi berbagai macam rintangan dan halangan dari kafir Quraisy.

Surat al-Insyirah diwahyukan kepada Rasullulah sebagai bentuk motivasi Allah agar beliau senantiasa menguatkan niatnya dalam berdakwah di tengah teror yang terus berkelindan setiap saat. Kemudian sering berjalannya waktu, nabi meraih kemenangan dan kemudahaan dalam menjalankan misi dakwahnya.

Ada keterkaitan antara Surat al-Insyirah dengan surat sebelumnya. Yakni, keduanya sama-sama membincang kisah nabi saat berada di Makkah. Pada surat sebelumnya dijelaskan ada tiga pertolongan dari Allah SWT: perlindungan saat yatim, fakir dan kebingungan. Maka dalam Surat al-Insyirah, Allah mengangkat derajat baliau melebihi apapun yang ada di bumi dan langit serta meringankan beban yang dihadapinya.

Hal itu menunjukkan bahwa Surat al-Insyirah menegaskan tentang pertolongan-pertolongan Allah kepada Nabi Muhammad. Pada surat ini juga ditegaskan kalau beliau telah diberikan jiwa yang bersih dan sikap legowo (lapang dada) yang besar. Sehingga Rasulullah mampu mengontrol ego dan emosinya saat menghadapi arogansi dan kebodohan kafir Quraisy yang menolak kebenaran ajaran Islam. Beliau percaya bahwa pertolongan Allah SWT senantiasa menyertainya.

Rasulullah pernah berpesan kepada para sahabat, agar mereka tidak mudah putus asa dan menyerah menghadapi segala tantangan dan rintangan dari orang kafir. Sebab, di balik kesusahan yang dihadapi sekarang, pasti ada kemudahan yang menantinya. Maka, beliau menyuruh para sahabat untuk bergembira dalam menyongsong dua kemudahan yang akan datang. Hal itu sebagaimana tersirat dalam kandungan Surat al-Insyirah: Di balik satu kesulitan, Allah SWT telah menyiapkan dua solusi atau kemudahaan.

إن مع العسر يسرا فإن مع العسر يسرا

“Sesungguhnya setelah kesulitan, pasti ada kemudahan. Dan Sesungguhnya setelah kesulitan, pasti ada kemudahan”. (Surat al-Insyirah: 5-6)

Dalam kaidah tafsir dijelaskan, ketika isim nakiroh diulang dua kali, maka kandungan isim nakiroh yang kedua berbeda dengan yang pertama. Lain halnya dengan isim ma'rifat, ketika disebut dua kali, maka maksud dari isim ma'rifat yang kedua itu sama dengan isim ma'rifat yang pertama.

Pada Surat al-Insyirah ayat 5 dan 6, kata يسرا disebut dua kali dalam bentuk nakiroh, sedangkan kata العسر dalam bentuk ma'rifat. Berangkat dari kaidah tersebut, dapat ditarik benang merah bahwa setiap ada satu kesulitan, pasti jalan keluarnya tidak hanya satu. Maka bagi seorang muslim harus berupaya menghadapi masalah dengan penyelesaian yang terbaik. .

Nabi diperintahkan agar tetap berusaha

Yakinlah di balik tekanan, ada kemenangan yang menanti. Begitulah pesan singkat yang terdapat dalam Surat al-Insyirah. Namun kemudahan itu tidak datang secara tiba-tiba, tanpa adanya usaha terlebih dahulu. Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah juga berjuang dan bekerja keras dalam mengajak kafir Quraisy agar mereka mau beriman kepada Allah SWT. Jadi, kemenangan yang diraih Rasulullah setelah beliau melakukan perjungan yang cukup panjang.

Ada beberapa tantangan yang dihadapi Nabi Muhammad selama berjuang menyebarkan agama Islam. Menurut para ulama, di antara tantangan yang dinilai berat adalah wafatnya Sayyidah Khadijah  (istri) dan Abu Thalib (paman). Sehingga pada tahun itu dikenal dengan tahun duka ('amul huzni). Dan tentunya kondisi masyaraka Arab yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan.

Orang Islam sebagai umatnya Nabi Muhammad, harus lebih giat lagi dalam berusaha dan berikhtiyar. Bukankah Allah SWT pernah mengingatkan kalau Rasulullah merukapakan teladan yang baik bagi umat manusia?

لقد كان في رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجو الله واليوم الآخر وذكر الله كثيرا

Sesunggahnya diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang baik bagi orang-orang yang mengharapkan (ridha/rahmat) Allah serta datangnya hari kiamat. Dan dia banyak menyebut nama Allah (Surat al-Ahzab ayat 21).

Setiap masalah yang menghadang dapat membuat kita tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik. Kita bisa lihat orang-orang yang sukses sekrang ini, pasti pernah mengalami kegagalan yang berulang kali. Berangkat dari kegagalan itu, mereka bisa belajar apa yang harus dilakukannya untuk tidak terjebak dalam kesalahan yang sama.

Mereka menyakini bahwa kegagalan dalam hidup itu biasa, malah dijadikan batu loncatan menuju kesuksesan. Tapi orang yang gagal justru menganganggap kegagalannya itu adalah masalah besar. Lantas dia lari dari masalah itu dan putus asa.

Allah SWT merancang kehidupan umat manusia selalu berpasang-pasangan. Setiap ada masalah atau hambatan, pasti ada solusi dan jalan keluarnya. Andai kita sedang dalam kesulitan, ingatlah asbabun nuzul Surat al-Insyirah: satu kesulitan, dua kemudahan. [dutaislam/in]

Artikel Dutaislam.com

Demikian penjelasan asbabun nuzul Surat al-Insyirah tentang satu kesulitan, dua kemudahan. Adapun asbabun nuzul Surat at-Taubah ayat 122, Surat At-Taubah ayat 123, silahkan baca di artikel berikutnya.


Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB