Sebuah Cerita: dari PKI menjadi Kiai
Cari Berita

Advertisement

Sebuah Cerita: dari PKI menjadi Kiai

Duta Islam #02
Minggu, 01 Oktober 2017
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Ilustrasi: geotimes.co.id 
Oleh: Gus Yazid Tom's

DutaIslam.Com -

إن الله على كل شيئ قدير.
من يهدى الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له.

Terlahir dari keluarga PKI, Setiono akhirnya disuruh ibunya mondok ketika beliau masih belia. Kematian paman yang mengasuhnya sejak kecil adalah spirit yg menguatkannya mondok. Maklum, pamannya mati karena disembelih Banser karena terlibat PKI pada tahun 1966 atas instruksi Jenderal Soeharto.

Pilihan ibunya adalah memondokkan Setiono berguru ke Kiai Muchtar (panggilan ayah saya KH. Achmad Muchtar Ghozali) yang baru pulang mondok di Ketapang Kepanjen di bawah asuhan Romo Kiai Mohamad Said pada tahun 1967.

Kiai Said adalah ulama kharismatik dari Malang, santri Kiai Khozin Siwalan Panji dan Kiai Hasyim Asyari. Beliau dikenal sebagai waliyullah dan ulama nasionalis karena ilmu laduni dan 'kejadugannya' menggembleng para santri dalam melawan penjajah belanda, jepang hingga pemberontak PKI.

Selain karena alasan paling dekat rumah, PPAI Darun Najah yang diasuh Kiai Muchtar memang pondok satu satunya yang ada dan berdiri di Tlogosari (nama desa saya sebelum diganti dengan Ngijo). Maklum, Tlogosari sebelum '66 adalah desa basis PKI terbesar untuk wilayah Malang utara.

Maka untuk menutup masa lalu yang kelam dan 'ngabang' (abangan), Kiai Muchtar pun mengganti nama Setiono menjadi Burhan. Bahkan tahun '70an setelah banyak santri yang mondok dan banyak musholla berdiri di Tlogosari, kepala desa pun mengganti desa Tlogosari menjadi Ngijo agar bercorak NU untuk menghilangkan kesan abangan yang selama ini melekat pada Tlogosari.

Sebab, sebelum tahun '65 memang hanya ada satu masjid dan satu musholla berdiri di dusun Tlogosari yakni masjid al Qurba di kidul embong yang asalnya musholla yang didirikan mbah Ahmad, kakek Kiai Muchtar dan musholla lor embong yang didirikan ayah beliau, mbah Ghozali.

Sreeeeet ___________

Dua tahun mondok, Burhan pun dikenal banyak orang karena kepiawaiannya berceramah dan berdakwah. Bahkan tahun '70 Burhan menjuarai lomba pidato santri se Karangploso Singosari hingga membuat dia sering dapat job undangan ceramah.

Namun Danramil Karangploso ketika itu tahu, Burhan adalah anak PKI. Sehingga dengan pressure ala ABRI jaman orba dan alasan waspada terhadap bahaya laten PKI, Burhan pun dibredel. Kiai Muchtar pun dipaksa membubarkan pondok yang sudah diasuh selama 4 tahun dengan alasan telah melindungi PKI hingga semua santri dipaksa pulang.

Namun selang hampir satu bulan setelah melalui proses negosiasi spiritual dan sosial politik yang dilakukan Kiai Muchtar, Burhan dan kawan kawan pun akhirnya bisa kembali ke pondok. Kiai Muchtar pun melanjutkan tugas mendidik para santri, meski Burhan tidak bisa lagi ceramah sebebas sebelumnya.

Sreeeeet ___________

Tahun 1972 adalah tahun ujian bagi Burhan. Jiwa muda dan pubertas memang kadang membuat santri tidak menurut. Hal itu membuat Burhan ditakzir (dihukum) sang guru akibat pelanggaran pasal 'genda'an' yang dilakukan. Burhan pun dititipkan Kiai Muchtar ke Gus Pud (Kiai Mahfud Tasikmadu santri mbah Sahlan Krian) agar tirakat puasa.

Setahun pun berlalu, Burhan yang ikhlas menjalani hukuman itupun didawuhi sang guru; "Awakmu muleh opo mbalik nang pondok, bur? Yen muleh kudu mulang. Yen mbalik mondok kudu ngaji".
Burhan yang sudah cukup dewasa akhirnya memohon izin pulang dengan izin dan restu sang guru. Dan kini Burhan yang bernama asli Setiono anak PKI itu telah menjelma menjadi sang Kiai di kampungnya dan memiliki lembaga pendidikan bernama PPAI as Saidiyah di Ngenep Karangploso.

Kisah ini bukan saja diceritakan abah saya, tapi juga diceritakan cak Burhan langsung kepada saya sambil terisak tangis terharu ketika berada Makah sewaktu menjalankan ibadah haji tahun 2004 dan bertemu saya. Bahkan beliau kini sudah menjalankan haji dan umroh beberapa kali secara gratis sebagai keberkahan menjadi Kiai.

Sreeeeet _____________

Kisah kampung saya bernama Tlogosari yang sebelum '66 'ngabang' (merah karena PKI) namun kini berubah Ngijo (hijau karena NU) serta kisah Kiai Burhan yang berasal dari keluarga PKI namun menjelma menjadi Kiai hanyalah satu cerita dari puluhan cerita yang saya punya.

Maka bagi siapapun yang terobsesi 'hunting' PKI di Indonesia akibat kekenyangan makan 'gorengan menjes' PKI; bagi para pengikut bumi datar yg selalu dihinggapi rasa phobia, dendam dan benci akibat terhipnotis orasi politisi 'busuk' yang suka menakut nakuti dengan mengatakan bahwa ada 60 juta PKI yang bangkit mengancam negeri ini..

Saya mengundang anda ke kampung saya karena saya masih memiliki puluhan cerita dan bukti lain selain Kiai Burhan yang kini telah menjadi orang manfaat bagi umat agar mengerti bahwa rekonsiliasi itu jauh lebih baik daripada menakuti nakuti. Dan mengubur pahitnya masa lalu itu jauh lebih mulia daripada membangkitkan kepedihan masa lalu.

Tapi bagi mereka yang cerdas, memiliki hati luas dipenuhi cinta kasih dan pemaaf pada sesama, serta optimis dengan kemajuan NKRI, Kiai Burhan adalah satu diantara tanda kebesaran Allah dalam memberikan rahmat kepada orang yang dikehendaki.

Bagaimana orang yang dulu dianggap nista sebagian orang karena PKI kini menjadi makhluk mulia karena kemuliaan akhlak yang dimiliki. Justru orang yang merasa paling benar dan paling suci karena tidak pernah berurusan dengan PKI itu kini menistakan diri dengan keburukan moral akibat termakan fitnah keji.

Sreeeeet ___________

Dan bagi para politisi busuk negeri ini, jika berambisi meraih tampuk kekuasaan atas negeri ini, tidak adakah cara yang lebih elegan dan bermoral selain dengan mengobok obok kedamaian dengan membuat opini sesat yang bisa memecah belah persatuan bangsa ini?

Masa lalu sejarah memang tidak bisa dipungkiri. Tapi optimis dengan masa depan adalah modal untuk membangun negeri. Karena persatuan dan kesatuan bangsa adalah pondasi untuk membangun kejayaan bangsa yang berdiri kokoh diatas tetesan darah para pahlawan negeri ini. [dutaislam.com/gg]

Gus Yazid Tom's, PP Salafiyah Darunnajah Ngijo, Karang Ploso.
LTN PCNU kab Malang.

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB