Sistem Khilafah Itu Sekuler Bukan Relijius
Cari Berita

Advertisement

Sistem Khilafah Itu Sekuler Bukan Relijius

Minggu, 10 April 2016
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
www.hizbut-tahrir.or.id

Oleh Sumanto Al Qurtuby

Dutaislam.com - Para pengusung dan pengecer sistem politik-pemerintahan khilafah seperti Huzbut Tahrir selalu mengklaim bahwa sistem dan konsep khilafah adalah religius, bukan sekuler seperti demokrasi, "made-in" Tuhan bukan produk manusia, berdasar Al-Qur'an yang suci bukan buku-buku yang profan. Ingat baik-baik: semua itu hanyalah klaim belaka tidak lebih dari "propaganda politik."
 
Tidak ada ideologi politik dan sistem pemerintahan di dunia ini yang "religius". Semuanya sekuler karena hasil dari pemikiran dan interpretasi manusia. Baik teokrasi, demokrasi, teo-demokrasi, komunisme, Pancasila, Negara Islam, khilafah, dan lainnya, semuan adalah produk kebudayaan manusia yang profan, bukan ciptaan Tuhan yang sakral.

Baca: Awal Mengikuti Dauroh Salafi Wahabi

Tuhan jelas tidak mengurusi sistem politik-ekonomi-pemerintahan. Dia juga tidak menggubris aneka ideologi. Al-Qur'an dan kitab keagamaan bukan berbicara sebuah sistem yang baku melainkan hanya prinsip-prinsip fundamental-universal kemanusiaan yang sangat fleksibel atau tentang "etika berpolitik" dan bermasyarakat.

Jika ada juklak dan juknis tentang "Negara Islam" atau "Khilafah" dalam Al-Qur'an, tentunya Nabi Muhammad dan para sahabat akan mempraktikkan ini. Kenyataannya tidak. Keempat sahabat pengganti Nabi Muhammad (Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali) menggunakan aneka-ragam sistem politik-pemerintahan dan mekanisme pemilihan pemimpin yang berlainan (ada yang via penunjukan, musyawarah, komite pemilihan, dll). 

Sistem politik-pemerintahan model khilafah sendiri kan baru lahir sekitar 661 M setelah melalui perang sipil antar-umat Islam yang sangat memilukan. Pendiri Daulah Umayyah, Muawiyah Bin Abu Sofyan adalah seorang "warlord" yang sangat kejam.

Baca: Khilaf atau Khilafah

Jika argumen bahwa khilafah itu adalah sistem politik-pemerintahan islami karena "didukung" Al-Qur'an, maka ideologi politik-ekonomi dan sistem pemerintahan yang lain seperti demokrasi juga mendapat "restu" Al-Qur'an karena banyak ayat-ayat yang berbicara tentang pentingnya musyawarah dan kedaulatan rakyat. 

Al-Qur'an juga berbicara tentang larangan memonopoli peredaran kekayaan dan distribusi sumber-sumber ekonomi pada orang dan kelompok tertentu saja tetapi harus merata. Prinsip ini kan sebetulnya sangat "Marxis-Komunis".

Jadi para cheerleaders sistem Khilafah, hentikanlah klaim-klaim dan omong-kosong kalian. Apa yang selama ini kalian lakukan hanyalah bentuk "pembodohan publik" yang sangat tidak mendidik dan tidak mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara. [dutaislam.com/ab]
Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB