DutaIslam.Com - Tidak semua media mainstream di Indonesia memberitakan penolakan Five/Full Days School (FDS). Dalam penelusuran member grup Dutaislam.com #01, dari tujuh media yang diteliti oleh Ayik Hermansyah, hanya Republika yang tidak pernah memberitakan penolakan FDS. Terhitung sejak 1-15 Agustus 2017.
Padahal, sebagaimana dimuat Dutaislam.com, aksi penolakan FDS terjadi di pelbagai daerah dan bahkan dijadikan bahan untuk mendelegitimasi NU di segala tingkatan.
"Saya penasaran dengan bagaimana keberpihakan media mainstream (online) kepada NU dalam hal tolak FDS. FDS saya jadikan contoh karena isu ini jadi isu NU sendiri, berbeda halnya dengan masalah pembubaran HTI," kata Ayik yang juga pengamat media, Selasa (15/08/2017).
Media online yang dia anggap mainstream adalah media yang jadi bagian dari jejaring grup media nasional, yang memiliki stasiun TV, yaitu Detiknews, Kompas, Mediaindonesia, Vivanews, Okezone, Sindo dan Republika.
"Saya coba search kata "tolak FDS", muncul beberapa berita, kecuali di Mediaindonesia dan Vivanews. Baru muncul berita setelah disearch dengan kata "full day school"," beber Ayik kepada Dutaislam.com.
Total berita yang didapatkan ada 19 judul pada medio 1-15 Agutus 2017. Bila diprosentase, hanya ada 1,23 berita tiap hari yang memuat penolakan FDS. Berikut hasil penelusurannya:
Detiknews
Jumlah: 4 berita,
Tanggal: 3, 7, 7 dan 14 Agustus
Kompas
Jumlah: 3 berita
Tanggal: 3, 6 dan 9
Media Indonesia
Jumlah: 2 berita
Tanggal: 12 dan 14
Vivanews
Jumlah: 5 berita
Tanggal: 7, 11, 12, 13 dan 14
Seputar Indonesia
Jumlah: 2 berita
Tanggal: 12 dan 13
Okezone
Jumlah: 3 berita
Tanggal: 7, 14 dan 15
Republika
Jumlah: 0 berita
Hasil perolehan di atas dilakukan hari ini, Selasa (15/07/2017) selepas Ashar. Kata Ayik, ini hanya pantauan sederhana, belum bisa ditarik kesimpulan yang akurat. "Tapi bisa dijadikan gejala awal tentang keberpihakan media mainstream terhadap NU. Khusus Republika, ada satu berita tapi pro FDS," terangnya. [dutaislam.com/ab]