5 Alasan Furniture Jepara Masih Berproduksi Disaat Pandemi Corona
Cari Berita

Advertisement

5 Alasan Furniture Jepara Masih Berproduksi Disaat Pandemi Corona

Duta Islam #07
Rabu, 17 Juni 2020
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
5 Alasan Furniture Jepara Masih Berproduksi Disaat Pandemi Corona
Jepara kota ukir. Foto: istimewa

Oleh: Khabib Aminuddin

Dutaislam.Com - Jepara, kota yang terletak di pesisir utara Provinsi Jawa Tengah. Jika belum tahu kota tersebut segeralah berkunjung ke Jepara, jangan kaget jika sudah berada di kota yang memiliki ukiran khasnya. Diamlah sejenak, kemudian dengarkanlah beragam bunyi khas yang terdengar dari banyak rumah-rumah di kota ini. Apa yang kita dengar? Suara ketuk palu bertalu-talu keras dan lembut dari para pemahat yang tengah berkerja membentuk bermacam karya  serta mesin-mesin yang selalu berbunyi menjadi alarm kota ini.

Di kota Jepara, mengukir bongkahan kayu untuk menghasilkan mebel dan karya seni ukiran menjadi bagian dari budaya, seni, ekonomi, sosial dan politik yang telah lama terbentuk dan sukar untuk dipisahkan dari akar sejarahnya.

Baca: Menelisik Sejarah Lama Islam di Jepara

Mebel dan ukir Jepara memiliki sejarah yang cukup panjang karena kemampuan bertukang dan mengukir diturunkan dari generasi ke generasi selanjutnya. Kebiasaan ini pun seakan terasah dan berkembang mengikuti perkembangangan zaman yang semakin maju, namun jiwa seni dan keterampilan yang dimiliki oleh para pengrajin ini seakan tertanam dengan kuatnya. Jika Covid 19 yang hanya baru datang untuk mendekontuksi tatanan warga Jepara, pastinya tidak akan bisa.

Optimis saja bahwa Ukiran Jepara sudah tidak diragukan lagi kualitasnya baik di saat pandemi Covid 19 menyerang maupun bertahan, Jepara tetap menjadi pusat produk mebel yang berkualitas . Seni ukir Jepara  menggunakan material bermutu tinggi seperti kayu jati dan jenis kayu-kayu lainnya.

Produk ukiran Jepara dari kayu jati bisa bertahan dengan baik hingga lebih dari 20 tahun lamanya. Selain itu, kayu jati mempunyai tekstur yang halus, serat yang lebih tajam, serta warna yang lebih seragam dibanding jenis kayu-kayu lainnya. Meskipun harga mebel Jepara relatif lebih mahal tapi dengan kualitas yang tinggi dan berkelas, maka harganya pun sebanding dengan nilai seninya yang tinggi. Jujur mau bilang pandemi kalah lagi, takut dosa. Segera pergi saja covid, kehadiranmu juga tak berarti.

Sedikit menyinggung terkait perkembangan Covid-19 yang ada di Jepara sudah 54 warga positif saat ini, dalam daerah ada 46 sedangkan diluar daerah 8 orang. Warga yang sudah sembuh ada 7 orang dan meninggal 4 orang jadi jumlahnya sudah 65 per tanggal 13 Juni 2020. Dikutip dari GTPP Jepara.

Walau terlihat sudah banyak yang postif namun roda ekonomi warga Jepara tetap berjalan,

Kenapa itu? Karena pada dasarnya orang Jepara juga butuh pemasukan dan lain-lain. Namun tetap warga Jepara dianjurkan keluar rumah memakai masker dan mengikuti anjuran dari protokol pemerintah.

Disaat warga jepara banyak yang positif dan dimasa- masa pandemi ini kenapa furniture masih saja berproduksi? dan sebetulnya banyak yang kita pertanyakan kalau mau kita ulas lebih dalam sobat. Tapi kita bahas yang ini dulu yaa.

Walau ditengah pandemi covid-19, pasang surut sebuah usaha pastinya terjadi. Namun produk furniture tidak ada henti-hentinya untuk produksi.

Ada beberapa alasan yang menguatkan bahwa produk furniture masih berjalan, sedikit saya ulaskan:
1. Semua karyawan yang ada di Jepara melaksanakan protokol kesehatan dari pemerintah.
2. Furniture jepara sudah diakui di mancanegara sehingga sudah terjalin beberapa kerjasama.
3. Kualitas produk furniture yang rapih, kokoh dan bagus.
4. Mata pencaharian warga Jepara ya, membuat produk-produk furniture.
5. Komunikasi yang baik antar konsumen sehingga  perusahaan-perusahaan yang ada di Jepara tetap memiliki order yang dikerjakan.


Semoga menambah wawasan bagi kita semua. [dutaislam.com/ka]
Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB