Adab Mencari Ilmu dalam Kitab Bidayatul Hidayah (PDF) - Terjemah Jawa dan Indonesia
Cari Berita

Advertisement

Adab Mencari Ilmu dalam Kitab Bidayatul Hidayah (PDF) - Terjemah Jawa dan Indonesia

Jumat, 22 Mei 2020
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
kitab bidayatul hidayah imam al-ghazali pdf
Cover Kitab Bidayatul Hidayah Terjemah Bahasa Jawa. Foto: dutaislam.com.

Oleh Mohammad Thoriq Miftahuddin

Dutaislam.com - Kitab Bidayatul Hidayah ditulis oleh ulama' besar bergelar hujjatul Islam sebab kealimannya itu masyhur di kalangan para alim ulama zamannya, dengan karyanya yang sangat membantu peradaban keilmuan hingga sekarang. Beliau adalah Imam Al Ghazali (Abu Hamid Bin Muhammad Bin Muhammad Bin Muhammad Al Ghazali At Thusiy Asy Syafi'i.

Imam Al-Ghazali berhasil meletakkan karyanya sebagai kitab yang sangat dianjurkan untuk dipelajari. Utamannya di pondok-pondok pesantren Indonesia, lebih-lebih kitabnya yang sangat populer yakni Ihya' Ulumiddin. Selain itu, salah satu kitabnya dari banyak kitab lainnya adalah Bidayatul Hidayah.

Baca: Flashdisk Isi Kitab Kuning Ribuan Judul Lengkap

Kitab Bidayatul Hidayah berisi tentang segala hal yang harus dilakukan oleh para santri, agar mereka mendapatkan buahnya ilmu (hidayah). Diterangkan ke dalam beberapa bentuk untuk mempermudah pengkajiannya yakni; bagian (القسم) ada satu, fasal (الفصل) ada satu, dan bab (الباب) ada lima belas. Secara keseluruhan ada tujuh belas pembahasan dalam kitab ini.

Sebagaimana yang dituturkan oleh Imam Ghazali di halaman ketiga kitab ini, "Hidayah merupakan buahnya ilmu pengetahuan. Ia mempunyai permulaan dan akhir serta lahir dan batin. Tidak akan bisa sampai kepada akhir kecuali setelah mengetahui titik awal. Begitu juga aspek batin, yang tidak akan bisa diketahui kecuali setelah mengetahui  aspek lahirnya".

Intinya, tanpa hidayah (buahnya ilmu), seorang pencari ilmu tidak akan menemukan titik awal. Jika tidak bisa menemukan titik awal, maka otomatis tujuan (titik akhir) mustahil untuk didapatkan.

Lalu muncul pertanyaan, bagaimana cara memperoleh hidayah tersebut? Imam Al-Ghazali tidak hanya menyodorkan sebuah masalah tetapi juga solusi, seperti judul dari kitab ini "Bidayatul Hidayah" yang berarti langkah awal agar mendapat petunjuk (hidayah). Tentu kehadiran kitab ini memberikan kita alternatif menjemput hidayah Allah Swt.

Sebelumnya, untuk membaca kitab ini peserta didik atau santri harus memiliki bekal ilmu gramatika bahasa Arab (nahwu dan shorof) yang mumpuni, karena selain kosakata yang agak pelik, di dalam Bidayatul Hidayah terdapat syair-syair yang ditulis menggunakan bahasa sastrawi.

Baca: Download 400 Judul Ebook Fiqih Moderat 

Sumber kitab ini tidak hanya diambil dari Al-Qur'an, tetapi juga hadist serta maqalah para shahabat Nabi Muhammad Saw. Jika pembaca kesulitan untuk mengkajinya secara otodidak, alangkah sangat baik untuk meminta diajarkan oleh seorang guru yang memahaminya agar tidak salah kaprah. Atau, melalui penerjemahan dari KH Abdurrahman ini, sangat bisa membantu santri mempelajari kitab ini.

Bagian awal kitab ini membahas tentang taat, yakni taat kepada segala yang diperintah Allah. Tetapi, ada satu hal harus diperhatikan dan ditunaikan oleh para pencari ilmu terlebih dahulu, yakni memperbaiki niat.

========
IDENTITAS KITAB:
Judul Kitab: Tarjamah Matan Bidayatul Hidayah (PDF)
Penulis: Syaikh Al 'Alim Al Fadhil Abu Hamid Bin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al Ghazali At Thusiy
Penerbit: Al Maktabah Al ‘Ashriyah, Surabaya, Indonesia
Tahqiq : KH Abdurrahman Bin KH Abdul Aziz
Tebal: 144 halaman (PDF)
Space: 126 MB
Link download PDF:
1. Kitab Bidayatul Hidayah Terjemah Jawa
2. Bidayatul Hidayah PDF Cet. Beirut
4. Al-Kafiyah - Syarah Bidayatul Hidayah 
========

Seperti yang telah ditegaskan Imam Al-Ghazali dalam muqaddimah (pengantar) kitab ini, "Bahwa jika engkau berniat mencari ilmu guna bersaing, berbangga-bangga, mengalahkan teman, menarik simpati orang lain, dan mengharapkan dunia, maka sesungguhnya engkau sedang berjalan untuk merobohkan agama (Islam), membunuh diri sendiri, dan menjual akhirat dengan dunia".

Jadi tidak bisa tidak (wajib) bagi para santri atau peserta didik harus benar-benar niat karena Allah supaya tidak termasuk ke dalam pesan dari shahibul kitab di atas.

Setelah memberikan penegesan yang menurut hemat saya sangat menakutkan di atas, semata-mata merupakan bentuk dorongan bagi pencari ilmu, agar mereka memiliki hati dan jiwa yang bersih akibat dari niat yang Lillahi Ta'ala.

Bilamana hati seseorang sudah jauh dari pikiran-pikiran nafsu dunia, ia tak akan mudah melakukan perbuatan-perbuatan buruk atau maksiat serta dengan lapang dada mematuhi dan menunaikan segala perintah Allah, baik yang fardhu (wajib) maupun sunnah (dianjurkan).

Setelah itu, Imam Al-Ghazali mengajarkan pelajaran yang dianggapnya penting, yaitu:

  1. Adab bangun dari tidur, 
  2. Adab ketika masuk kamar mandi atau toilet, 
  3. Adab berwudlu, 
  4. Adab mandi, 
  5. Adab Tayamum, 
  6. Adab ketika keluar masjid, 
  7. Adab ketika masuk masjid, 
  8. Adab setelah terbitnya matahari hingga bergesernya Matahari, 
  9. Adab yang dipersiapkan sebelum mengerjakan sholat, 
  10. Adab tidur, 
  11. Tentang sholat, 
  12. Imam dan ma'mum, 
  13. Adab shalat Jum’at, dan 
  14. Adab berpuasa. 


Bagian selanjutnya menerangkan ucapan untuk menjauhkan diri dari maksiat lahir dan batin, yang dilanjutkan ucapan-ucapan tergolong maksiat hati, dan terakhir kitab ini yaitu menerangkan tentang ucapan-ucapan di dalam adab pertemanan dan berkumpul bersama Allah Swt. serta kepada sesama makhluk.

Bila diperhatikan dengan seksama, kitab ini tidak hanya mengajari tentang adab semata, namun juga fiqih, tasawuf, dan tauhid. Kemudian perbuatan-perbuatan yang harus diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat.

Meskipun terdiri dari beberapa bagian dan pasal yang sedikit, agaknya, kualitas kitab ini sudah bisa membawa pembaca kepada jalan awal memperoleh hidayah Tuhan. Baca: Toko Online Kitab Kuning Makna Pesantren dan Makna Jawa.

Sebuah lukisan ditangan pelukis akan tampak indah dan penuh makna, meskipun beberapa orang tidak bisa menerima. Begitupula sebuah tulisan, seperti kitab ini, yang lahir di tangan ulama besar yang benar-benar alim, sangat wajar bila isinya sangat jelas dan menyimpan kekayaan harta karun keilmuan.

Manusia memang memiliki sifat dasar yang tidak pernah merasa kenyang terhadap ilmu pengetahuan. Maka dari itu mereka terus melakukan pencarian-pencarian terhadap apa yang tidak mereka ketahui.

Setelah mempelajari Kitab Bidayatul Hidayah ini, tentu langkah selanjutnya mengkaji kitab-kitab beliau yang lainnya agar mereka sadar bahwa dirinya masih benar-benar kosong seperti botol yang tidak berisi. Dengan begitu, mereka akan membawa dirinya supaya tetap taat dan tawadhu' meskipun memiliki ilmu banyak mereka tidak menjadi seorang yang sombong.

Baca: Download Kumpulan Karya Imam Al-Ghazali Puluhan Judul

Akhirulkalam, semua pelajaran yang terdapat dalam Kitab Bidayatul Hidayah ini akan menjadi kompas dan peta bagi peserta didik, dalam membersamai masa-masa pencarian ilmu. Apabila ada titik akhir, maka sebelumnya pasti ada titik awal.

Logika tersebut sangat mudah diterima bagi siapapun yang merdeka akalnya. Karena tidak mungkin terjadi, misalnya seseorang tiba-tiba sampai pada tujuan akhir tanpa melewati titik awal, sedangkan ia tidak tahu harus berjalan ke arah mana dan melakukan apa.

Begitu juga bagi seorang pencari ilmu, melalui Kitab Bidayatul Hidayah ini, ia akan mendapat ilmu yang bermanfaat dan berkah (sebagai tujuan akhir), karena sudah mengetahui segala sesuatu yang harus persiapkan untuk dikerjakan sebelum ia melangkah lebih jauh dalam rangka mengkaji suatu bidang keilmuan utamanya ilmu agama Islam. Wallahu a'lam. [dutaislam.com/ab]

Mohammad Thoriq Miftahuddin, tinggal di Jombang, Jawa Timur

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB