Putus Asa Karena Doa Tidak Kunjung Dikabulkan Allah (Hikmah ke-6 Kitab Al-Hikam)
Cari Berita

Advertisement

Putus Asa Karena Doa Tidak Kunjung Dikabulkan Allah (Hikmah ke-6 Kitab Al-Hikam)

Duta Islam #01
Sabtu, 30 November 2019
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
jangan putus asa atas tertundanya doa
Agar bisa mendapatkan ridla Allah.

Dutaislam.com - Terjemah dan penjelasan Kitab Al-Hikam Syaikh Ibnu Atha'illah As-Sakandary, maqalah hikmah yang ke-6, berbunyi:


لاَيَكُنْ تأخُرَ أمَدِ العَطَاءِ معَ الاِلحاحِ فى الدُعاءِ موجِباً لِيأسِكَ. فهُوَ ضَمن لكَ الاِجاَبة فيماَ يختَاَرُهُ لكَ, لا فيمَا تَختاَرُ لِنفْسِكَ وَفى الوَقتِ الَّذى يُرِيدُ, لافى الوقتِ الذى تـُريدُ

Artinya:
"Janganlah keterlambatan/tertundanya pemberian-Nya kepadamu, menyebabkan putus harapan  di tengah egkau bersungguh-sungguh dalam berdoa, sebab Allah telah menjamin dan menerima semua doa dalam apa yang ia kehendaki untukmu, bukan menurut kehendakmu, dan tepat sesuai waktu yang dipilihkan oleh Allah, bukan pada waktu yang engkau tentukan".

Allah telah berjanji akan mengabulkan doa, sesuai dengan firman-Nya, “Mintalah kamu semua kepada-Ku, Aku akan mengijabah do’amu semua”. Allah juga berfirman, "Tuhanmulah yang menjadikan segala yang dikehendaki-Nya dan memilihnya sendiri, tidak ada hak bagi mereka untuk memilih".

Sebaiknya seorang hamba yang tidak mengetahui apa yang akan terjadi mengakui kebodohan dirinya, sehingga tidak memilih sesuatu yang tampak baginya sepintas baik, padahal ia tidak mengetahui bagaimana akibatnya.

Karena itu bila Tuhan Yang Maha Mengetahui, ia juga Maha Bijaksana memilihkan untuknya sesuatu. Hendaknya lah engkau rela dan menerima pilihan Tuhan yang Maha pengasih, Maha mengetahui dan Maha bijaksana. Walaupun pada lahirnya pahit dan menyakitkan, namun itulah yang terbaik baginya untukmu. Bila berdoa, kemudian belum terkabulkan, janganlah terburu-buru berputus asa.

Allah Swt. berfirman:

وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ 

"Dan mungkin jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan mungkin jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216).

Syaikh  Abul Hasan Asy-Syadzily radhiallahu 'anhu ketika mengartikan ayat ini:

قَالَ قَدْ أُجِيبَتْ دَعْوَتُكُمَا فَاسْتَقِيمَا وَلَا تَتَّبِعَانِّ سَبِيلَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ

Artinya:
''Sungguh telah diterima doamu berdua (Musa dan Harun alaihissalam) yaitu tentang kebinasaan Fir'aun dan tentaranya, maka hendaklah kamu berdua tetap istiqamah (sabar dalam melanjutkan perjuangan dan terus berdoa), dan jangan mengikuti jejak orang-orang yang tidak mengerti (kekuasaan dan kebijaksanaan Allah)".  (QS. Yunus: 89).

Maka terlaksananya kebinasaan Fir'aun yang berarti setelah diterima do’a Nabi Musa dan Harun alaihissalam selama/sesudah 40 tahun lamanya.

Rasulullah Saw. bersabda: "Pasti akan dikabulkan do’amu selama tidak terburu-buru serta mengatakan, aku telah berdoa dan tidak diterima".

Anas ra. berkata: Rasulullah Saw. bersabda: "Tidak ada orang berdoa, melainkan pasti diterima oleh Allah doanya, atau dihindarkan dari padanya bahaya, atau diampuni sebagian dosanya, selama ia tidak berdoa untuk sesuatu yang berdosa atau untuk memutus silaturrahim”.

Syeih Abu Abbas al-Mursi ketika sakit, datanglah seseorang membesuknya dan berkata: Semoga Allah menyembuhkanmu (AfakAllahu). Abu Abbas terdiam dan tidak menjawab. Kemudian orang itu berkata lagi: Allah yu'aafika.

Maka Abu Abbas menjawab: Apakah kamu mengira aku tidak memohon kesehatan kepada Allah? Sungguh aku telah memohon kesehatan dan penderitaanku ini termasuk kesehatan.

Ketahuilah, Rasulullah Saw. memohon kesehatan, dan ia berkata: "Selalu bekas makanan Khaibar itu terasa olehku, dan kini masa putusnya urat jantungku''.

Abu Bakar As-Siddiq memohon kesehatan dan meninggal terkena racun.
Umar bin Khattab memohon kesehatan dan meninggal dalam keadaan terbunuh.
Usman bin Affan memohon kesehatan dan juga meninggal dalam keadaan terbunuh.
Ali bin Abi Thalib memohon kesehatan dan juga meninggal dalam keadaan terbunuh.

Maka bila engkau memohon kesehatan kepada Allah, mohonlah menurut apa yang telah ditentukan oleh Allah untukmu, maka sebaik-baik seorang hamba ialah yang menyerahkan segala sesuatunya menurut kehendak Tuhannya, dan meyakini bahwa apa yang diberikan Tuhan kepadanya, itulah yang terbaik walaupun tidak sejalan dengan nafsu syahwatnya.

Dan syarat utama untuk diterimanya doa ialah keadaan terpaksa/kesulitan. Allah Swt. berfirman:

أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ 

Artinya:
"Bukankah Dia (Allah) yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan apabila dia berdoa kepada-Nya...". (QS. An-Naml: 62).

Keadaan terpaksa atau kesulitan, apabila merasa tidak ada sesuatu yang diharapkan selain semata-mata karunia Allah Swt., maka tidak ada yang dapat membantu lagi (baik dari luar berupa orang dan benda, atau dari dalam diri sendiri). [dutaislam.com/ab]

Terjemah Hikam Athaillah

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB