![]() |
KH. Aqil Siroj Kempek (sumber: khaskempek.com) |
Beliau dengan gigih dan ulet mendidik putra-putra dan santri-santrinya di pondok pesantren. Di samping itu, Kiai Aqil juga keliling dari satu desa ke desa lain untuk menyebarkan syiar Islam ke masyarakat luas.
Begitulah Kiai Aqil tidak segan-segan menghabiskan waktunya dalam berdakwah. Beliau selalu mengedepankan akhlak serta kesantunan di setiap dakwahnya. Meskipun, beliau terkadang menerima perlakuan yang tidak mengenakan.
Diceritakan, Kiai Aqil pernah suatu waktu mendapatkan perlakuan yang sinis oleh satu keluarga yang bertetanggan dengan pesantrennya. Keluarga ini sangat benci dengan keberadaan pesantren atau orang-orang yang gemar melakukan ibadah.
Baca: Ketika Kiai Aqil Siroj Bertemu Malaikat Izrail
Pada waktu bulan Ramadhan, ia sengaja makan di depan rumah sebagai tanda sinis kepada orang yang berpuasa. Ia tidak pernah bosan menunjukkan sikap itu kepada para santri, Kiai Aqil dan orang-orang yang gemar beribadah.
Melihat perlakuan sinis tetangganya itu, Kiai Aqil tidak menghardik, menjauhi atau membalasnya dengan perlakuan yang sama. Beliau justru sering berkunjung ke rumahnya untuk bersilaturahim.
Kiai Aqil biasanya mampir ke keluarga itu setiap lewat di depan rumahnya. Di sana, beliau sama sekali tidak membincang permasalahan agama seperti shalat, zakat, puasa dengan keluarga tersebut. Akan tetapi, Kiai Aqil berdialog tentang pertanian, perekonomian dan hal-hal lainnya.
Kiai Aqil dengan sengaja tidak menyinggung permasalah agama kepada meraka. Karena, beliau tahu bahwa keluarga itu tidak suka agama. Oleh karena itu, Kiai Aqil tidak mengenalkan Agama Islam kepada seseorang yang masih membenci agama
Bagi Kiai Aqil, yang terperting adalah membiarkan keluarga tadi mengenal sejatinya agama Islam seperti apa. Maka, beliau memperlakukanya dan memanusiakanya dengan tujuan bagaimana umat Islam mengimplementasikan sikap keberagamaanya.
Baca: Kiai Kempek dan Dakwah Pesantren di Era Virtual
"Gini kiai, Panjenengan kan selalu berkunjung kerumah saya setiap lewat menuju masjid. Begitu juga saya dong ingin melakukan kunjungan balasan ke rumah Kiai," kata keluarga tersebut seakan-akan menjawab keheranan Kiai Aqil.
Dengan dakwah bil akhlak yang ditampilkan Kiai Aqil lambat laun merubah sikap keluarga tersebut menjadi luwes kepada para santri, kiai dan orang yang gemar beribadah. Ia bahkan menjadi salah satu keluarga yang fanatik terhadap pesantren, khususnya kepada Kiai Aqil Siroj.
Karakter dakwah Kiai Aqil ini menjadi spirit cara berdakwah Prof. KH. Said Aqil Siroj. Ketum PBNU ini mewarisi spirit dakwah ayahandanya, Kiai Aqil Siroj yang santun dan mengedapankan akhlak. [dutaislam.com/in]
