Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan. Foto: Istimewa. |
"Tinggal mengisi kemerdekaan ini, yang telah dirintis oleh sesepuh pinisepuh kita, pendiri bangsa ini. Bagian dari ucapan matur nuwun, bukan ucapan sekadar terima kasih, terima kasih pada para pendahulu, tapi muamalahnya tidak memberikan suri tauladan, tidak pernah memberikan satu contoh yang pada generasi-generasi yang akan datang," kata Habib Luthfi, Jumat (18/10/2019).
"Apa yang akan dirasakan oleh para pejuang, para pendahulu? Hanya satu. Apakah begitu yang telah aku rintis dan telah aku tegakkan ke barisan sang Saka Merah Putih. Engkau, kalian, banyak mengecewakan aku, kalian banyak mengecewakan aku," ujarnya lantang.
"Apakah itu jadi ucapan terima kasih kepada kami? Kami sudah di alam baka, hanya bisa menatap dan mengucurkan air mata. Tapi ada kalanya yang bikin aku gembira di alam baka, karena aku melihat bangsaku di dalam satu wadah, satu Indonesia, satu Merah Putih yang tidak bisa digoyah-goyahkan. Paling menggembirakan untuk kami dalam baka karena kami melihat bangsaku yang demikian hebatnya," ujar Habib Lutfhfi. [dutaislam.com/pin]
Keterangan: Disadur dan diedit dari Jateng.sindo.com dengan judul asli 'Orasi Menggetarkan Habib Luthfi Jelang Pelantikan Presiden'.