![]() |
Maaher At-Thuwailibi. Foto: Istimewa. |
Dengan menandai akun Twitter milik Kemenag RI, Wagiman bertanya apakah Ustadz Maaher termasuk dari daftar 200 ustadz yang radikal.
"Pak @Kemenag_RI Soni Eranata enih ada di list 200 pencramah Radikal kgak?" tulis Wagiman dengan tagar #HancurkanKhilafahISIS, Rabu (30/10/2019).
Dalam video tersebut, Maaher At-Thuwailibi mengatakan bahwa pemerintah sebenarnya bukan anti kepada ISIS, namun anti terhadap Islam. Menurutnya ISIS hanya kambing hitam."Monyet2 brseragam coklat (Polisi) ntuh sbenernya bkan anti ISIS tp anti Islam dan HTI dibubarin hny alesan ntuk ancurkan Islam kerna Negara ini Thogut, sistemnya Kufur" kata Soni.— Wagiman Deep (Habeib Selow) (@WagimanDeep) October 27, 2019
Pak @Kemenag_RI Soni Eranata enih ada di list 200 pencramah Radikal kgak?#HancurkanKhilafahISIS pic.twitter.com/Uzymt6lHXu
"Indonesia ini, pemerintah ini sebenarnya, monyet-monyet berseragam cokelat itu, itu bukan anti sama isis. Isis itu kambing hitam. Mereka anti kepada Islam," kata Maaher dalam rekaman video berdurasi 0.56 detik tersebut.
"ISIS itu kambing hitam saja, Hizbut Tahrir dibubarkan lewat perppu nomor 2 itu kambing hitam. Pancingan. Nanti kalau sudah berhasil ini HTI, maka dibubarkan ormas-ormas lain. Bisa jadi, Tarbiyah, Tafaqquh Fiddin, pecahan-pecahan PKI itu partai keadilan, bisa jadi kelompok-kelompok kita tarbiyah, gerakan HASMI misalnya, ingin dibubarkan juga oleh mereka," papar Maaher At-Thuwailibi.
Maaher mengatakan hal itu karena menurutnya Indonesia merupakan negara toghut. Indonesia adalah negara yang tegak di atas sistem kufur.
"Karena negara ini negara toghut. Negara yang tegak di atas sistem kufur," ucap Maaher. [dutaislam.com/pin]
