Hujjah yang Tidak Terbantahkan
Cari Berita

Advertisement

Hujjah yang Tidak Terbantahkan

Duta Islam #07
Senin, 14 Oktober 2019
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
aturan tuhan sudah sempurna
Hujjah yang tidak terbantahkan. Foto: istimewa
DutaIslam.Com - Agama itu aturan. Dan peraturan pasti tegas dan tidak remang remang. Apalagi peraturan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, Maha berbuat dan berkehendak tanpa ada yang dapat merintanginya. Sebab begitulah Tuhan.

Lalu darimanakah kita bisa mengetahui peraturan dan kehendak Tuhan? Tentunya kita dapat mengetahuinya melalui kata-kata Tuhan sendiri yang berbentuk ayat, maupun dari perkataan manusia terpilih yang jujur, amanah dan menyampaikan pesan Tuhan tanpa rasa takut yaitu para Nabi utusan termasuk Nabi Muhammad SAW.

Baca: Belajar Toleransi dari Bahasa al-Quran

Kadangkala kita temui orang-orang yang berkata "Manusia tak berhak menentukan dan menilai kebenaran, karena yang tahu mana yang benar itu hanyalah Tuhan". Perkataan seperti ini kalau di cerna, merupakan perkataan orang yang tidak percaya pada aturan Tuhan yang telah menjelaskan mana yang baik dan buruk beserta resiko dari melakukan kebaikan dan keburukan itu. Artinya itu merupakan perkataan orang kafir atau orang yang ragu dengan firman Tuhan maupun perkataan Nabi-Nya.

Oleh karenanya, orang yang ragu dengan aturan Tuhan ini seringkali berkata "Kalau orang non Muslim melakukan kebaikan, menyantuni anak yatim dan fakir miskin, apakah masih akan di masukkan ke dalam neraka gara-gara tidak seagama denganmu? Sudahlah, berhentilah menjadi Tuhan" katanya.

Jika ada orang yang berkata begitu, itu tanda bahwa orang itu tidak percaya atau ragu dengan aturan Tuhan, atau paling tidak, orang bodoh yang tidak tahu menahu firman Tuhan atau sabda Rasul-Nya tentang itu.

Pertanyaan seperti itu sebenarnya pernah di lontarkan oleh Aisyah kepada Nabi Muhammad SAW. Di ceritakan:

عن عائشة قالت قلت يا رسول الله ابن جدعان كان في الجاهلية يصل الرحم ويطعم المسكين فهل ذاك ينفعه؟ قال ﻻينفعه انه لم يقل يوما رب اغفر لي خطيئتي يوم الدين.

Artinya:
Dari Aisyah, beliau berkata:"Aku bertanya :"Hai utusan Allah, dulu Ibnu jud'an semasa jahiliyah suka silaturrahim dan memberi makan orang miskin. Apakah hal itu bermanfaat untuknya?" Nabi menjawab "Tidak, Sebab dia tidak pernah sekalipun berkata "Ya Tuhanku, ampunilah kesalahanku di hari kiamat". (HR.Muslim).

Jadi, di dunia ini keputusan dan aturan tuhan itu sudah di ketahui dengan jelas juga tegas. Artinya, baik dan buruk beserta resikonya sudah gamblang. Sehingga kelak di akhirat, manusia tidak bisa menggugat Tuhan dengan berkata "Kami tidak tahu menahu aturanmu, kenapa kami mau di siksa?" Tidak bisa membantah begitu. Itulah yang di sebut dengan "al hujjatul balighoh" atau hujjah yang tak terbantahkan milik Tuhan. Dan aturan Tuhan ini, saat di dunia memang ada yang iman atau mempercayainya, ada juga yang kafir atau menolaknya mentah mentah.

Aturan Tuhan Sudah Sempurna


Tetapi ketika kelak di akhirat, manusia sama sekali tidak akan bisa membantah. Sebab semasa hidup di dunia, peraturan Tuhan sudah jelas. Maka pada hari itu, mereka mengakui kesalahannya bahkan mengakui kekafirannya. Rasulullah SAW berkata:

يمعشر الجن واﻻنس الم يأتكم رسل منكم يقصون عليكم ايتي وينذرونكم لقاء يومكم هذا.  قالوا شهدنا على انفسنا وغرتهم الحيوة الدنيا وشهدوا على انفسهم انهم كانوا كفرين

Artinya:
Wahai golongan jin dan manusia! Bukankah sudah datang kepadamu rasul rasul dari kalanganmu sendiri,  Mereka menyampaikan ayat ayatku kepadamu dan memperingatkan tentang pertemuan hari ini? Mereka menjawab "Ya, kami menjadi saksi atas kami sendiri" Tetapi mereka tertipu oleh kehidupan dunia dan mereka telah menjadi saksi atas diri mereka sendiri, Bahwa mereka adalah orang orang kafir. (Al An'am 130).

Begitulah keputusan Allah, Tuhan seluruh alam ini. Ia telah menjelaskan kebenaran dan keburukan, keimanan dan kekafiran beserta segenap resikonya. Jadi, jika ada orang berkata "Kalau orang berbuat kekafiran, keburukan maka dia akan begini begitu. Orang kafir akan jadi penghuni neraka walaupun berbuat baik" itu bukan sok menjadi Tuhan. Tetapi menjelaskan apa yang dikatakan dan diputuskan oleh Tuhan sendiri.

Yang tidak boleh itu, jika orang masih hidup di dunia langsung dituding sebagai ahli neraka, walaupun dia kafir. Sebab akhir umur seseorang tidak ada yang tahu kecuali Allah. Bisa jadi, orang kafir di akhir-akhir umurnya memeluk Islam sehingga dia menjadi ahli surga. Dalam hal inilah, manusia tidak boleh main memutuskan dan sok tau seperti Tuhan.

Baca: KH Yasin Yusuf Pernah Meriwayatkan Pancasila Tergambarkan di Tradisi Amaliyah NU (Tahlilan)

Berhati-hatilah untuk selalu mengucap kata apalagi, mengkafir-kafirkan, membidah-bidahkan. [dutaislam/ka]
Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB