Pertarungan Naga Laut Utara Dan Naga Laut Selatan
Cari Berita

Advertisement

Pertarungan Naga Laut Utara Dan Naga Laut Selatan

Duta Islam #07
Selasa, 10 September 2019
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
kisah nyata naga laut
Kisah nyata naga laut. Foto: istimewa
Seperti seringkali saya sampaikan, bahwa sejak ribuan tahun lampau telah terjadi hegemoni kekuasaan di lautan yang berkepanjangan.

DutaIslam.Com - Dalam sejarah maritim kuno, bahwa ada 2 kekuatan maritim: Naga Laut Utara (gelar untuk Kekaisaran China) dan Naga Laut Selatan (gelar untuk Konfederasi Kerajaan Nusantara). Batas kekuasaan dari keduanya adalah semenanjung Indochina. Beribu tahun pula keduanya bersaing memperebutkan pengaruh dan ekonomi atas beberapa titik strategis di Indochina dan Malaka.

Sejarah era abad ke 13 menyatakan bahwa Kekaisaran China berusaha merebut paksa pengaruh Naga Laut Selatan atas wilayah Malaka dengan menekan pemimpin konfederasi saat itu: Singhasari. Jelas hal itu ditolak mentah-mentah oleh seluruh anggota Konfederasi Kerajaan Nusantara dan bahkan dilakukan pengusiran diplomat China dan dilakukan blokade laut di sekitar Malaka oleh armada Nusantara, yang memaksa China merubah strategi dagangnya melalui jalan darat menuju Afrika.

Baca: KH Hasyim Asy'ari Menurut Pendapat Para Santri Tebuireng Kuno

Pertempuran terbuka berubah menjadi perang tertutup nan penuh tipu muslihat, dengan berbagai cara Naga Laut Utara berupaya memecah belah kekuatan Naga Laut Selatan. Operasi perang lembut pun bersandi jalan Sutera bertopeng : dagang, perkawinan lintas etnis hingga infiltrasi menggunakan alat agama.

Satu persatu anggota konfederasi bisa dipecah belah dan pusat pemerintahan diracuni oleh suap dan pengaruh anak keturunan hasil perkawinan antar etnis. Tak kurang puluhan ekspedisi berbalut kepentingan diplomatis, dagang, kebudayaan hingga dakwah keagamaan diturunkan guna meredam keperkasaan Naga Laut Selatan. Pelan tetapi pasti Naga Laut Utara memainkan politis menguasai kawasan Nusantara yang luasnya dua setengah kali dari Indonesia modern ini.

Pada era kolonial, mereka mampu berkolaborasi dengan ras penjajah guna lebih mencengkeramkan pengaruhnya. Ketika era kebangkitan terjadi atas Nusantara, dan kawasan serentak membebaskan diri dari penjajah walau harus terpecah menjadi beberapa negara modern baru, tetapi belum mampu mengurangi dominasi Naga Laut Utara yang terlanjur bersarang di Malaka.

Bahkan parahnya sampai detik ini ada pembalikan fakta sejarah yang meracuni pemikiran bangsa Nusantara dan dunia "Seakan wilayah nusantara itu primitif sebelum dibuka oleh misi perdagangan Naga Laut Utara: jalur Sutera". Mari saya ajarkan analoginya, sesungguhnya keperkasaan Naga Laut Selatan telah jauh melampaui Naga Laut Utara dalam pengaruh maritim dunia. Itu disebabkan kekayaan sumber daya alam yang melimpah di Nusantara dan memiliki kemampuan teknologi maritim lebih hebat di eranya.

Sebelum masehi, sejarah disepanjang pesisir Andaman, Madagaskar, Afrika telah mencatat kehadiran pelaut Nusantara dan meninggalkan bukti pemukiman yang beranak pinak tak terbantahkan. Hasil perdagangan lintas benua itulah yang membuat bangsa Nusantara sangat makmur dan menjadi pasar bagi semua produk dunia.

Kisah Nyata Naga Laut


Maka adalah kenaifan bila perdagangan Sutera oleh China ke Nusantara dilakukan jual beli dengan negara miskin. Tidak, mereka mennjual produknya, karena kita kaya dan mampu membeli. Jika saat ini ada upaya menghembuskan isue bahwa jalur Sutera adalah pembawa kemakmuran di kawasan Nusantara, itu kekeliruan besar. Karena jalur Sutera adalah kejadian kemarin sore, bangsa Nusantara lebih mendahului sebagai kekuatan maritim antar benua. Bangsa Nusantara mempunyai jalur rempah yang jauh lebih tua, dikenal jauh sebelum masehi oleh bangsa di Afrika bahkan Romawi.

Maka kalau saja ada pejabat negeri ini ataupun negara kerabat yang berada di kawasan Nusantara tercuci otaknya memuliakan jalur Sutera Naga Laut Utara dan mengabaikan jalur rempah Naga Laut Selatan, ada baiknya mereka belajar sejarah lagi.

Entah mengapa di kawasan Indonesia juga banyak sekali identitas Naga Laut Utara berupa monumen arca Cheng Ho dan lainnya, mengapa tidak ada identitas kebesaran Naga Laut Selatan di rumahnya sendiri semacam arca Nala, Gajah Mada ataukah Hang Tuah.

Baca: Kisah Lelaki yang Terbunuh Tragis pada 10 Muharram

Kalian semua anak turunnya, dan ditanganmu semua masa depan kawasan Nusantara dipertaruhkan. Dan sudah menjadi kodratnya bahwa pertempuran adu kekuasaan antara Naga Laut Utara dan Naga Laut Selatan harus terjadi, sebab untuk kesekian kalinya sarang Naga Laut Selatan hendak dikuasai. Jaya - Jaya Wijayanti. [dutaislam/ka]

Deddy Endarto Wilwatikta
Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB