![]() |
Salah satu adegan film Hayya yang menampilkan bendera FSA. (Foto: istimewa) |
"Untuk film Hayya, betul sekali, bendera yang terlihat di trailer film itu adalah bendera FSA (Free Syrian Army -ed)," ujar Dina melalui akun Facebooknya, Ahad (22/09/2019).
Dosen Dosen Hubungan Internasional FISIP Universitas Padjajaran itu kemudian menjelaskan lebih lanjut tentang FSA tersebut. Kata dia, FSA oleh media Barat disebut 'pemberontak moderat', tapi fakta lapangan membuktikan cara-cara mereka sama saja dengan milisi teror lainnya.
"Bahkan terkadang di beberapa front bekerja sama dengan Al Nusra yang sudah resmi masuk list teroris PBB," tandas Dina.
Tak cuma itu, Dina juga meminta untuk melihat siapa ustad-ustad peng-endorse film Hayya.
"Silahkan cek rekam jejak digital mereka, adalah peng-endorse "jihad" di Suriah, pendukung gerakan milisi bersenjata untuk menggulingkan pemerintah Suriah yang sah," kata Dina.
Oleh sebab itu, Dina mempertanyakan isi film Hayya yang katanya membela Palestina itu.
"Nah, kok bisa, mengaku bela Palestina tapi di saat yang sama pro FSA? Bukankah dengan mendukung FSA artinya mengobrak-abrik kubu resistensi/perlawanan terhadap Israel?," tandasnya.
Padahal, menurut Dina, pemerintah Suriah ada di garis depan kubu resisten ini karena berbatasan darat dengan Israel. Yakni dengan menampung jutaan pengungsi Palestina dan diperlakukan sama seperti warga asli, serta menyuplai senjata dan logistik kepada pejuang Palestina selama puluhan tahun.
"Inilah kontradiktifnya (dan delusionalnya) cara berpikir kelompok radikal atau pro radikal," ujarnya. [dutaislam.com/gg]
