![]() |
Makam Nabi terletak di area Masjid Nabawi, Madinah. Foto: Istimewa. |
Tidak seberapa lama dari kalimatnya itu dilontarkan, ada seseorang yang datang menemui Syaikh as-Sakhiri. "Kamu lapar ya?" tanyanya sembari memberikan kurma dan berbagai macam makanan lainnya. Orang itu menyodorkan makanan sambil tertawa.
"Ada apa ini? Dari mana engkau tahu aku lapar? Terus, kenapa engkau tertawa," Syaikh as-Sakhiri tidak kuat menyimpan rasa penasarannya. Seperti sedang bermimpi dia. Tapi itu nyata. Betul-betul nyata.
"Ketahuilah bahwa tadi saya sedang tidur. Tiba-tiba Rasulullah Saw datang dalam mimpiku dan beliau bersabda: 'Itu ada tamuku yang tidak sopan, buruk akhlaknya. Cepat beri dia makanan. Karena dia sedang lapar,' sembari beliau menunjuk kepadamu."
Apa sebenarnya pesan dari peristiwa itu? Di antaranya adalah bahwa dalam berhadapan dengan ketidaksopanan sekali pun, derma dan kasih-sayang Sang Nabi Saw itu tetaplah meluap-luap. Sehingga di samping mendapatkan makanan yang membuatnya kenyang, secara tidak langsung si sufi itu juga mendapatkan hidangan perilaku yang berupa tatakrama yang mulia dari makhluk yang paling mulia, baik di dunia ini maupun di akhirat nanti. [dutaislam.com/pin]
Keterangan: Disadur dari Akun Facebook Kuswaidi Syafi'i, Pengasuh Pesantren Maulana Rumi Sewon, Bantul Yogyakarta dengan judul asli 'Tamu Tidak Sopan'.
