Di SMK Muhammadiyah, Ustadz Mualaf Steven Sebut Banser Rela Mati Konyol Jaga Gereja Demi Uang Rp 50 Juta
Cari Berita

Advertisement

Di SMK Muhammadiyah, Ustadz Mualaf Steven Sebut Banser Rela Mati Konyol Jaga Gereja Demi Uang Rp 50 Juta

Duta Islam #03
Minggu, 01 September 2019
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Ustadz Steven Indra ceramah di SMK Muhammadiyah Mungkid Magelang 2017 lalu. Foto: Istimewa.
DutaIslam.Com - Ustadz Mualaf Steven Indra Wibowo ketahuan membuat pernyataan miring bernada fitnah kepada Banser NU. Banser yang ikut serta menjaga gereja disebut-sebut rela mati konyol hanya karena uang Rp 50 juta.

Pernyataan itu diungkapkan saat dirinya diundang dalam sebuah ceramah di SMK Muhammadiyah Mungkid Magelang 30 November 2017 lalu. Videonya kini beredar di media sosial untuk menyerang dan mendiskreditkan Banser NU.

Screenshot ceramah Ustadz Steven yang diposting akun Facebook Irfan Maulana Tok.

Secreenshot link video yang diedarkan di grup Sumenep Baru, Ahad (01/09/2019).
Pernyataan Ustadz Steven bermula dari menanggapi pertanyaaan salah satu jamah.

"Fenomena yang terjadi sekarang ini kan yang terjadi antara umat Islam terjadi perbedaan pendapat, ada yang mengucapkan selamat natal, tapi malah ada yang menjaga gereja pada waktu saat tatalan. Itu juga dengan kokohnya dan dengan bangganya punya keyakinan seperti itu. Bagimana mereka, apakah mengucapkan selamat dan menjaga itu, bagaimana menurut pandangan bapak" ujar si penanya.

Alih-alih Ustadz Steven memberikan jawaban yang menyejukkan sebagai bentuk toleransi agama. Justru Dia justru menyatakan bahwa Banser menjaga gereja hanya demi uang Rp 50 juta. Dengan uang itu, Banser pun dianggap rela mati konyol.

Ustadz Mualaf Indra tidak secara spesifik menyebut nama Banser. Tapi penyataan itu tidak bisa tampik adalah Banser NU.

"Ayah saya masih berdinas pak di PGI. Persekutuan Gereja Indonesia. Dia salah satu anggota PGI masih aktif sampai hari ini. Saya kemarin habis baca pidato natalnya dia, ayah saya sendiri. Ini informasi langsung dari beliau ya. Ini cerita dari sebelah sana," katanya memulai jawaban si penanya.

Ustadz mualaf itu kemudian melempar tuduhan kepada Banser.

"Ini aman bagi mereka (Gereja, Red) karena mereka (Banser, Red) bisa mati konyol. Satu gereja bayar 50 juta, udah mereka siap mati konyol di situ. Ini serius. Ini PGI yang bicara. Kasih 50 juta, dua kali kebaktian, itu mereka siap mati konyol. Siap mati konyol," katanya menegaskan.

Berikut ini transkip pernyataan Ustadz Mualaf Steven yang diunggah akun Irfan Maulana Tok pada 2 September 2018. Kemudian dibagikan akun Barsil Ahmad, Ahad (01/09/2019) di kolom komentar postingan di Grup Facebook Sumenep Baru.

Penanya:

Fenomena yang terjadi sekarang ini kan yang terjadi antara umat Islam terjadi perbedaan pendapat, ada yang mengucapkan selamat natal, tapi malah ada yang menjaga gereja pada waktu saat tatalan. Itu juga dengan kokohnya dan dengan bangganya punya keyakinan seperti itu. Bagimana mereka, apakah mengucapkan selamat dan menjaga itu, bagaimana menurut pandangan bapak?

Jawaban Ustadz Mualaf Steven Indra Wibowo:

Ayah saya masih berdinas pak di PGI. Persekutuan Gereja Indonesia. Dia salah satu anggota PGI masih aktif sampai hari ini. Saya kemarin habis baca pidato natalnya dia, ayah saya sendiri. Ini informasi langsung dari beliau ya. Ini cerita dari sebelah sana.

Ini aman bagi mereka (Gereja, Red) karena mereka (Banser, Red) bisa mati konyol. Satu gereja bayar 50 juta, udah mereka siap mati konyol di situ. Ini serius. Ini PGI yang bicara. Kasih 50 juta, dua kali kebaktian, itu mereka siap mati konyol. Siap mati konyol.

Orang gereja nggak mau, karena kalau misalnya dia pake scurity dia yang orang Flores, scurity dia yang Ambon, Manado, itu scurity mereka Nasara semua, pak. Jadi mereka ingin kebaktian di dalam. Nggak mau mereka jaga gereja, mereka mau jaga keimanan mereka. Dari pada nggak ada yang jaga terus nanti ada yang iseng lempar molotov, nah bayar orang-orang itu yang pake peci yang mau dibayar, selesai. 

Saya tahu pak angkanya yang diturunkan tahun ini. Kita tadi bahas di mobil soalnya. 

Dari sisi umat muslim, memang ada aturan dari Rosulullah dulu. dulu ya, pada saat berperang, jangan bunuh pemuka agama mereka, jangan bakar rumah ibadah mereka, pertahankan dan selamatkanlah jangan cabut pohon, jangan tebang pohon, jangan bunuh pohon kurma, jangan ganggu ibuk-ibuk, jangan balik menyerang perempaun yang tidak melawan balik, jangan bunuh orang tua, jangan  renggut bayi yang masih menyusui dari ibunya.

Ini aturan-aturan perang ada. Cuma kalau dikutipnya hanya sepenggal, sedikit saja, "jagalah rumah ibadah mereka", itunya aja yang diambil, bapak. Nggak diambil secara keseluruhan, jadi bener apa nggak? 

Kalau mereka bilang ini dari Rasulullah, bener nggak ini dari rasulullah? ya bener, ini memang ada di kitab fiqih perang. Cuma itunya aja yang diambil, dijadikan dasar untuk ngejagain gereja.

Karena bagi mereka itu kafir-kafir yang harus dilindungi. Karena mereka ngasih sangu buat saya. Dikasih duit pak, pasuk 50 juta, masak nggak dijagain. 

Ini dari sudut pandang mereka benar. Saya tidak menjatuhkan itu salah atau benar tapi dengan cara mereka menyerang saudara seimannya salah. Tapi kalau urusan mereka jaga geraja silahkan.

Lho mereka dapat duitnya. Artinya mereka bekerja sebagai scurity yang profesional. Kita jujur lho ya mereka dibayar.

Mereka juga mengikat kontrak dengan PGI, pak. Jadi kesepakatan bersama saling menguntungkan antar PGI dan si itu. Jadi jika kita salahkan prilaku mereka, ada yang salah dari prilaku mereka yaitu saat mereka membubarkan pengajian atau menyerang ustadz-ustadz. Tapi pada saat mereka dibayar untuk jaga gereja saya nggak akan salahkan mereka.

Karena bisa jadi ini kelemahan kita dalam berukhuwah, bisa jadi kan sehingga mereka kekurangan uang. Sehingga mereka menjaga gereja, karena uangnya besar. Tadi saya uda nyebutin, lumayan lho pak, bermiliar-miliar. 

Demikian jawaban ngaco Ustadz yang baru belajar Islam kemarin sore ini. Berikut link videonya [dutaislam.com/pin]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB