 |
| Gus Dur dan KH Hasyim Asy'ari. Foto: Istimewa. |
Adnani Iskandar bercerita:
“Dahulu kami berangkat ke Muktamar NU 1994 di Cipasung dengan misi menggulingkan Gusdur. Kami mengusung calon dukungan pemerintah yaitu Kiai Abu Hasan. Suasana pemungutan suara sangat panas. Bila disebut satu nama calon, pendukungnya pasti berteriak. Gus Dur! Waliyyullaah bin Waliyyullah bin waliyyullah. Abu Hasan! Waliyyullah bin waliyyullah bin waliyyullah."
"Demikian bersahut-sahutan, sampai hampir terjadi baku hantam. Ada seseorang di dekatku, paling keras bersuara, “Gus Dur, waliyyullah bin waliyyullah bin waliyyullah.”
"Aku emosi, aku teriaki ia, aku usir supaya menjauh. Dan setiap suara Gus Dur yang keluar lengkap dengan yel-yelnya itu, aku selalu mengolok-ngolok, terus menerus ku olok-olok."
"Tiba-tiba gambar Kiai Hasyim Asy’ari di spanduk kulihat bergerak-gerak dan tampak hidup dan menatap ke arahku dengan marah dan menunjuk dengan telunjuknya ke arahku. Hal itu membuatku lemas, dan hampir pingsan, aku keluar ruangan dan tercebur di kolam.”
Demikian cerita KH. Adnani Iskandar. Semoga Allah mengampuni dan merahmati kita semua. [dutaislam.com/pin]
