Kiai Cholil Nafis (kiri) dan Ustadz Abdul Somad (kanan). Foto: Istimewa. |
Salah satu poin klarifikasi UAS ialah tentang konteks ceramah UAS yang disampaikan untuk menjawab pertanyaan jemaah. Menurut UAS, pembahasan mengenai salib itu bukan merupakan tema kajian ataupun topik yang dipilih secara khusus oleh UAS.
"Yang kedua saya sebagai warga negara yang baik, ingin menjelaskan jangan sampai masyarakat menjadi hiruk-pikuk disebabkan oleh isu media sosial bahwa ceramah saya yang diviralkan itu adalah menjawab pertanyaan bukan tema kajian, bukan inti permasalahan karena saya punya kajian di Masjid Agung An-Nur Pekanbaru Riau setiap subuh Sabtu, satu jam materi, setelah itu tanya-jawab ketika itulah ada masyarakat yang bertanya, lalu saya menjawab... maka video itu menjawab pertanyaan," ujar UAS dikutip dari Detik.com.
Usai menyampaikan klarifikasi, salah satu wartawan bertanya ke UAS apakah UAS akan minta maaf atau tidak. Menjawab pertanyaan itu UAS tidak merasa perlu meminta maaf karena yang dibahas berkaitan dengan akidah. UAS merasa tidak bersalah.
Sehari setelah klarifikasi itu dan UAS tidak menyampaikan permintaan maaf, Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kiai H Cholil Nafis membahas soal maaf.
"Kadang meminta maaf itu lebih sulit daripada memberi maaf," kata Kiai Cholil di Twitter, Kamis (22/08/2019).
Menurut Kiai Cholil, hukuman itu jalur prosedural dan hukum sedangkan musyawarah dan memaafkan itulah akhlak yang posisinya di atas hukum.
"Syariah saja tak cukup tapi perlu disempurnakan dengan akhlaknya," katanya.
kadang meminta maaf itu lebih sulit daripada memberi maaf.— cholil nafis (@cholilnafis) August 21, 2019
Hukuman itu jalur prosedural dan hukum sdgkan musyawarah dan memaafkan itulah akhlak yg posisinya di atas hukum. Syariah saja tak cukup tapi perlu disempurnakan dg akhlaknya.
Kicauan Kiai Cholil terlihat seperti sedang menyoroti kasus UAS, meski tidak menyebut nama UAS secara langsung.
Orang Indonesia acapkali meminta maaf meskipun tak bersalah. Itulah sopan santun orang Indonesia. Kesantunan itu soal etika dan rasa. Yg setiap orang pasti punya persepsi yg berbeda2. Apalagi Indonesia yg sangat kaya dg kebhinekaan.— cholil nafis (@cholilnafis) August 21, 2019
al qur’an menyebut : والعافين عن الناس
"Orang Indonesia acapkali meminta maaf meskipun tak bersalah. Itulah sopan santun orang Indonesia. Kesantunan itu soal etika dan rasa. Yang setiap orang pasti punya persepsi yang berbeda-beda. Apalagi Indonesia yang sangat kaya dengan kebhinekaan. Al Qur’an menyebut: Walaafiina Aninnas(Red)," tulis Kiai Cholil dalam cuitannya yang lain. [dutaislam.com/pin]