 |
| Mata Najwa bahas khilafah al FPI. (Foto: FB Ainur Rofiq Al Amin) |
DutaIslam.Com - Acara Mata Najwa tadi malam membahas masalah FPI dan disinggung masalah khilafah. Poin yang ingin saya sampaikan bahwa kalau membahas KHOLIFAH, ada macam-macam pengertian seperti yang saya tulis di FB sebelumnya.
Namun kalau membahas PENEGAKAN KHILAFAH pada era saat ini biasanya terkait dengan politik. Kalau politik, maka dalam kajian pemikiran politik intelektual muslim ada dua cara, yakni revolusi dan evolusi.
1. Secara revolusi artinya dalam upaya penegakkan khilafah harus revolusif (inqilabi) tentu bersanding dekat dg kekerasan, tidak ada tahapan-tahapan. Dalam gerakan politik, gagasan ini dipegang oleh Hizbut Tahrir dan ISIS.
2. Secara evolusi, yakni dilakukan secara bertahap (tadarruj), mulai dari keluarga, sanak famili, masyarakat, bangsa dan antar bangsa, lalu disatukan dalam khilafah. Cara ini yg digunakan Ikhwanul Muslimin (IM). Hizbut Tahrir sangat menentang gagasan ini. Bahkan dalam halaqah yang dulu saya ikuti dijelaskan kesalahan strategi IM dalam penegakan khilafah. Kabar yang beredar, Taqiyuddin An-nabhani keluar dari IM gegara strategi tadarruj yang dianggap salah oleh An Nabhani. Orang HTI juga menulis buku "Reformasi vs Revolusi" yang intinya menolak habis model penegakan khilafah yang tadarruj.
Nampaknya saat membaca buku "Modern Islamic Movements" juga membaca situs duta Islam (https://www.dutaislam.com/2019/07/10-langkah-fpi-ingin-tegakkan-khilafah.html) IM dan FPI mempunyai strategi atau tahapan menuju khilafah yang mirip, bertahap.
Mari jaga dan rawat dawlah Indonesia (NKRI) yang merupakan hasil ijtihad para ulama dan tokoh bangsa yg lain. Seharusnya kita tolak gagasan politik khilafah dalam NKRI. [dutaislam.com/gg]
Source: FB Ainur Rofiq Al Amin, Dosen UIN Sunan Ampel, Surabaya.
