![]() |
Radikalisme. Ilustrasi Istimewa. |
Pertama, klaim kebenaran tunggal.
Kedua, memperberat ibadah yang sebenarnya ringan (sunat) seakan-akan wajib.
Ketiga, kasar dalam berinteraksi, keras dalam berbicara, dan emosional.
Keempat, mudah berburuk sangka kepada orang lain di luar kelompoknya.
Kelima, mudah mengafirkan orang lain walau sesama muslim.
Klaim kebenaran tunggal dan menolak mengakui adanya pemahaman yang berbeda dinilai menjadi pemicu utama munculnya aksi radikal dalam masyarakat.
"Kemuculan kelompok yang mengklaim kebenaran tunggal biasanya dilatarbelakangi oleh pemahaman agama yang setengah-setengah melalui proses doktriner, literal (tanpa penafsiran, red) dalam memahami teks agama serta lemah wawasan sejarah dan sosiologi," kata Prof. Hasbi dalam kegiatan pembinaan "Deradikalisasi dan Counter Radikalisasi bagi Aktor Pemelihara Kerukunan Umat Beragama", di Hotel Permata Hati, Rabu (14/8/2019), dikutip dari Medan.Tribunnews.com.
Prof Hasbi mengatakan perlunya kembali pada ajaran Islam sebagai rahmat bagi semesta alam. Inilah cara mengatasi mereka yang sudah terpapar pemahaman radikal.
"Setiap amalan umat harus memberi rahmat bagi orang lain dan lingkungan," kata Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Aceh ini. [dutaislam.com/pin]
