Hukum Hewan Disembelih Tapi Tidak Mati, Halal atau Haram?
Cari Berita

Advertisement

Hukum Hewan Disembelih Tapi Tidak Mati, Halal atau Haram?

Minggu, 11 Agustus 2019
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
ayam tidak mati setelah disembelih
Ilustrasi kambing disembelih tidak mati. Foto: istimewa.

Oleh Ahmad Muntaha AM

Dutaislam.com - Gegara satu dan lain hal, saat orang menyembelih hewan kurban (kambing, sapi, kerbau, onta) atau lainnya (ayam, bebek, burung dara), terkadang tenggorokan atau saluran pernapasannya belum terputus sehingga tidak segera mati. Akhirnya terpaksa disembelih lagi.

Apakah hewan yan sudah disembelih tapi tidak segera mati itu sembelihannya sah dan dagingnya halal dimakan atau tidak? 

Jawaban:
Bila hewan sembelihan  tersebut masih mempunyai kehidupan normal (hayat mustaqirrah), dengan tanda:


  1. Dapat bertahan satu atau dua hari, atau 
  2. Gerakan, pandangan dan suaranya masih sewajarnya,


Lalu segera disembelih lagi secara sempurna, maka sembelihannya memenuhi syarat dan dagingnya halal dimakan.

Lain halnya bila kondisinya sudah hampir mati, meronta-ronta selayaknya hewan yang sudah disembelih, lalu nekat disembelih lagi, maka sembelihannya tidak memenuhi syarat, dagingnya menjadi bangkai dan haram dimakan.

Baca: Mengkornetkan Daging Qurban, Ini Penjelasan Ulama Fikih

Nah sekarang kalau penyembelih ragu, apakah sembelihannya memenuhi syarat atau tidak, sehingga dagingnya halal atau haram?

Maka dalam kasus terakhir ini, dagingnya halal, karena hukum asal proses penyembelihannya dianggap telah memenuhi syarat. Syaikh Sulaiman al-Bujairami menerangkan:

ولو شك بعد وقوع الفعل منه هل هو محلل أو محرم، فهل يحل ذلك أو لا؟ في نظر. والأقرب الأول لأن الأصل وقوعه على الصفة المجزئة.

Artinya:
"Andaikan setelah selesai orang ragu, apakah penyembelihannya menghalalkan atau justru mengharamkan hewan sembelihan? Apakah sembelihannya itu halal atau tidak? Dalam kasus ini perlu pengkajian. Pendapat yang mendekati kebenaran adalah yang pertama, sembelihannya halal, karena hukum asal penyembelihannya terjadi sesuai dengan penyembelihan yang memenuhi syarat-syaratnya."

(والمجزئ منها) اي الأربعة المذكورة في الحل (شيئان) وهما (قطع) كل (الحلقوم والمريء) مع وجود الحياة المستمرة أول قطعهما، لأن الذكاة صادفته وهو حي، كما لو قطع يد حيوان ثم ذكاه. فإن لم يسرع قطعهما ولم يكن حياة مستقرة، بل انتهى لحركة مذبوح لم يحل، لأنه صار ميتة فلا يفيده الذبح بعد ذلك.

(قوله: فإن لم يسرع قطعهما) ... ولو شك بعد وقوع الفعل منه هل هو محلل أو محرم، فهل يحل ذلك أو لا؟ في نظر. والأقرب الأول لأن الأصل وقوعه على الصفة المجزئة.

Sumber: Muhammad as Syirbini al-Khatib dan Sulaiman bin Muhammad al-Bujairami, Al Iqna' dan Tuhfatul Habib, V/188.

Demikian rincian hukum tafsil hewan sembelihan yang tidak segera mati ketika dikurbankan atau disembelih. [dutaislam.com/ab]

Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB