Gusdur, Papua dan Kesadaran Pluralitas Agama
Cari Berita

Advertisement

Gusdur, Papua dan Kesadaran Pluralitas Agama

Duta Islam #04
Sabtu, 03 Agustus 2019
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Alm Gus Dur bersama masyarakat Papua Barat (sumber: istimewa)
DutaIslam.Com - Sebagai agama minoritas di Papua, tantangan umat Islam dalam bermasyarakat sangat besar dan berat. Pasalnya, tidak sedikit tradisi atau kultur yang berbeda dengan norma-norma agama Islam.

Kehadiran Islam dengan wajah ramah menjadi kunci Islam akan diterima masyarakat Papua. Islam hadir dengan kelenturannya dapat hidup berdampingan serta berkembang di tengah-tengah mereka yang mayoritas beragama kristen.

Berbeda jika Islam hadir di tanah Papua dengan wajah keras, tanpa ada pendekatan kultura, niscaya masyarakat Papua akan terusik dan bahkan bisa berujung pada konflik. Tentunya, ini akan merugikan umat Islam sendiri, baik kerugian yang bersifat moral atau materi.

Hal itu sebagaimana yang dialami oleh pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Madrasatul Qur'an Al-Qolam, Papua Barat, Darto Syaifuddin. Pondok pesantren yang diasuhnya sempat hampir dibakar oleh masyarakat Papua Barat.

Pada waktu itu, pondok pesantren telah dikepung dari berbagai penjuru oleh warga setempat. Mereka membawa pelbagai macam senjata, sepertisajam, tombak, panah, parang dan lainnya. Mereka berkeinginan mengusir Pak Darto beserta penghuni pondok pesantrennya.

Konflik tersebut bermula dari salah satu kelompok umat Islam yang cenderung bersikap keras dan tidak toleran terhadap masyarakat Papua. Kelompok ini yang membuat warga Papua tidak suka dan terusiak. Sehingga, persepsi tentang Islam menjadi buruk.

Akibatnya, masyarakat Papua beranggapan bahwa Islam gemar marah dan keras. Sehingga, mereka menolak adanya pesantren di Papua Barat, karena beranggapan bahwa pengelola pesantren sama dengan kelompok Islam keras.

Namun, saat melihat photo Gus dur, lambang NU dan Mbh Hasyim Asy'ari, mereka tidak melanjutkan aksinya lagi. Kemudian kepala suku mereka berkata, Gus Dur, Gus Dur,.. kita punya orang tua... NU kita punya saudara. Bahkan, masyarakat Papua Barat berjanji akan menjaga pesantren yang dipimpin Pak Darto tadi.

Kisah tersebut menggambarkan masyarakat Papua begitu sangat menghormati almarhum Gus Dur. Bagi mereka, Gus Dur merupakan sosok yang menjunjung tinggi kemanusia, membela minoritas dari segala penindasan, tanpa memandang suku, ras atau agama. Pendek kata, Gus Dur adalah jelmaan "kasih sayang Tuhan" yang mampu menghantarkan masyarakat Papua menjadi aman, sejuk, serasi dan damai.

Sikap toleran dan pluralitas yang dicontohkan Gus Dur harus senantiasa digelorakan di bumi Papua, agar kerukunan antar umat beragama selalu bersemi. Jangan biarkan kelompok Islam garis keras berkelindan di bumi pertiwi ini.

Membiasakan Dialog Sehat

Untuk menumbuhkan sikap inlusif dalam beragama, membiasakan membuka ruang dialog antar pemeluk agama. Dialog yang membawa semua pihak mengutarakan fakta-fakta perbedaan dengan dilandasi sikap saling menghargai dan menghormati.

Dalam hal ini, dialog merupakan “a way of knowing or understanding", bukan mencari siapa yang benar dan siapa yang salah. Ruang dialog tersebut justru mengajarkan kepada peserta dialong agar bersikap menghargai perbedaan dan mampu bersikap kompromi terkait permasalah bersama.

Dengan demikian, adanya dialog dapat menjadi solusi dari gejala sosial terkait truth claim yang sering menimpa pemeluk agama. Oleh karena itu, agama seyogyanya harus dipandang sebagai sebagai fenomena sosial-budaya. Sebab, agama bersemi di segala kultur masyarakat, mulai yang sangat primitif sampai yang sangat modern.

Dilaog agama yang didasari sikap saling menghormati akan memposisikan pemeluk agama pada suatu sikap untuk belajar dari agama lain. Ia tidak dalam posisi menilai orang lain hingga mampu bersikap terbuka dan memahami yang lain.

Kemudian, dialog agama juga dapat menghantarkan setiap pemeluk agama mencapai titik beragama yang hakiki. Yakni bahwa setiap agama mengajarkan sikap menjunjung tinggi kemanusiaan, cinta damai dan mengajarkan nilai-nilai keadilan. [dutaislam.com/in]
Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB