![]() |
Gus yusuf jangan kagetan Foto: istimewa |
Silaturahim dengan kebudayaan ini memang paling alamiah tanpa harus kita menggurui
Rasulullah hadir di muka bumi bukan untuk menghancurkan tradisi masyarakat, tetapi Rasulullah dan Islam nya hadir adalah untuk mendialogkan mengharmonisasikan budaya-budaya masyarakat dengan ke-Islaman, karena di satu sisi hari ini kita diperlihatkan wajah-wajah Islam yang lain, yang jauh dari budaya, yang jauh dari kemanusiaan, maka wajah Islam budaya seperti yang setiap bulan digelorakan oleh Suluk Maleman ini harus terus dipertahankan.
Baca: Gus Yusuf: Yang Bilang Banser Bubarkan Pengajian Temannya Felix
Yang namanya kebohongan itu kalau diteriakkan berulang kali lambat laun masyarakat akan menganggap sebagai kebenaran, hari ini sudah mulai dimanfaatkan untuk menyebarkan kebohongan-kebohongan.
Hari ini ibaratnya ada penjahat tapi tiap hari ditampilkan jadi pahlawan. Lambat laun masyarakat akan berpikir bahwa penjahat itu benar, contohnya kisah 5 org yang berkomplot ingin menguasai kambing dengan membully pemiliknya bahwa kambing itu kirik.
Teknologi menjadi anugerah tapi teknologi akan menjadi musibah ketika kita tidak bisa mengelola dengan baik. Seperti yang menimpa beliau, dikonfirmasi oleh Kyai di Wonosobo tentang foto kyai sepuh yang sakit namun captionnya fitnah.
Jangan Kagetan
Saat ini ada gejala upaya untuk memutus hubungan antaranya umat dengan Kyainya, memutus antara santri dengan gurunya, medsos memberikan ruang kita untuk mencari pahala sebanyak-banyaknya tetapi juga memberikan ruang kita untuk menambah dosa.
Ketika ada berita yang menyejukkan kita berlomba-lomba menshare karena itu kebaikan, ada Kyai ndalil, kita bikin quote kita retweet ganjarane podo karo sing ndalil. Rasulullah SAW itu punya satu sifat yang jarang dikupas namanya iftar, maknane ndisik kepentingan.
Baca: Gus Yusuf: Abdul Somad Lc Tidak Cocok Untuk Indonesia
Contoh kisah Rasulullah ketika petang menerima 3 tamu dari jauh dan belum makan, diambilkanlah jatah makan putrinya. [dutaislam/ka]
