Felix Ngawur Lagi: Branding Negatif Terhadap Islam Sedang Berlangsung
Cari Berita

Advertisement

Felix Ngawur Lagi: Branding Negatif Terhadap Islam Sedang Berlangsung

Duta Islam #03
Senin, 12 Agustus 2019
Download Ngaji Gus Baha

Flashdisk Ebook Islami
Felix Siauw. Foto:dutaislam.com.
DutaIslam.Com - Narasi-narasi kebencian terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan pemerintah terus dilancarkan oleh Ustadz HTI Felix Siauw. Melalui tulisan berjudul "Simbol Tauhid 1/2)" Felix menilai bahwa pemerintah membiarkan simbol-simbol buruk seolah wajar.

Sebaliknya, kata Felix, simbol Islami seperti kalimat tauhid justru distigma buruk.

"Bayangkan, apa yang terjadi pada Indonesia di masa depan. Bila simbol-simbol buruk dibiarkan seolah wajar. Sementara simbol Islami seperti kalimat tauhid malah distigma buruk?," tulis Felix di Instagramnya, Ahad (11/08/2019).

Felix mengatakan bahwa saat ini sedang terjadi pemburukan terhadap simbol-simbol Islam dan branding negatif terhadap Islam sedang berlangsung di Indonesia.

"Pelakunya mungkin tak sadar, tapi pemburukan terhadap Islam melalui simbol-simbolnya sedang terjadi. Branding negatif terhadap Islam sedang berlangsung," katanya.


Pada tulisan selanjutnya berjudul "Simbol Tauhid 2/2", Felix menduga-duga bahwa pemerintah akan menghapus hal-hal yang berhubungan dengan Islam. Felix memulai tulisan tersebut dengan melempar pertanyaan dugaan bahwa de-radikalisasi oleh pemerintah sebenarnya adalah de-islamisasi.

"Apalagi, bagaimana kalau ternyata semua ini adalah bagian daripada kampanye? Bertopeng judul "De-Radikalisasi" padahal sebenarnya adalah "De-Islamisasi?", bagaimana?" tulis Felix.


Menurut Felix, pemerintah saat ini selalu memposisikan radikal yang dekat dengan ulama dan Islam. Meskipun Felix tampak tidak menyadari bahwa wakil Presiden saat ini adalah seorang ulama dan di bulan Dzulhijjah ini pemerintah menfasilitasi umat Islam untuk haji ke Makkah.

"Lihat saja, penelitian, berita, pernyataan tokoh yang dinaikan media dan penguasa saat ini. Selalu memosisikan bahwa radikal itu dekat dengan ulama, dekat dengan Islam," tulisnya kemudian.

Felix mengatakan, di Indonesia menerapkan syariat dianggap intoleran dan berbicara khilafah disebut radikal. Hanya saja, kata Felix, curang dianggap biasa dan kader partai berzina ramai masuk berita. Selain itu, LGBT diberi ruang.

"Mau menerapkan syariat, intoleran. Bicara Khilafah, radikal. Tapi curang dianggap biasa, kader partai berzina beramai-ramai malah masuk berita, eljibiti diberi ruang. Perhatikan, saat ini bicara Khilafah itu lebih terlarang dari bicara legalisasi miras. Bendera tauhid Rasulullah sudah sama nilainya dengan bendera palu arit, miris," ujar Felix.

Felix kemudian menganggap bahwa semua yang terjadi adalah branding. Pada kesempatan yang sama Felix menilai bahwa semua yang berubungan dengan Islam akan dihapus oleh pemerintah.

"Ini semua adalah branding, yang pelakunya entah sadar entah tidak. Tapi semua yang berhubungan dengan Islam sepertinya harus dihapus, bernafsu sekali," ujar Felix. [dutaislam.com/pin]


Jual Kacamata Minus

close
Iklan Flashdisk Kitab 32 GB